TILIK.ID — Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengajukan hak interpelasi Formula E. Langkah itu dianggap sebagai cara untuk menjegal Anies Baswedan.
Tak hanya itu, upaya PDIP dan PSI yang terus mengganggu keberhasilan Anies Baswedan memimpin Jakarta adalah sikap pecundang yang khawatir akan kesuksesan Anies berefek positif di 2024.
“Karena itu, Anies harus mereka jegal dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengajukan hak interpelasi Formula E yang tertunda karena Covid-19,” kata Aktivis Sosial Geisz Chalifah di Jakarta, Selasa (31/8/2021).
Geisz mengatakan, interpelasi itu muncul karena adanya seorang gubernur yang kerjanya bagus, capaian-capaiannya terukur, lalu ada dua partai yang sangat kahawatir pada kesuksesan orang lain.
Dikatakan, DPRD merupakan partner gubernur untuk memajukan Jakarta, tetapi PDIP dan PSI justru menginginkan Anies gagal dalam segala hal agar ambisi politik mereka dalam hal berkuasa, bukan untuk menyejahterakan rakyat, menjadi ril apabila Anies dapat dijatuhkan di tengah jalan.
Geisz menyebut alasan mengapa dia mencap PSI dan PDIP sebagai partai pecundang.
“Pertama, elektabilitas Anies yang tinggi, Pilkada Jakarta 2022 diundur ke 2024, sehingga begitu jabatan Anies sebagai gubernur Jakarta selesai di 2022, Anies tak dapat mengikuti Pilkada Jakarta untuk memperpanjang masa jabatan,” katanya.
Kedua, lanjut Geisz, menyerang Anies dengan berbagai cara untuk didiskreditkan, dijatuhkan dari jabatan gubernur, dan bahkan dicari celah untuk dapat dipidanakan agar tidak dapat mengikuti Pilpres 2024.
“Cara-cara yang mereka lakukan itu adalah ciri bahwa mereka pecundang, bermental pengecut. Kalau berani, bertarung saja di Pilkada atau Pilpres secara fair. Jangan menikmati demokrasi sambil mengkhianati demokrasi,” katanya.
Soal interpelasi Formula E, Geisz yakin usulan PSI dan PDIP akan mentah di Badan Musyawarah (Bamus) DPRD DKI karena tujuh fraksi di lembaga legislatif itu menolak, di antaranya Golkar, PKS, Demokrat dan PAN.
Meski demikian, Geisz mengaku kalau secara pribadi ia berterima kasih kepada para pendukung Jokowi dan Ahok yang selama ini sangat rajin menyerang, justru membuat elektabilitas Anies melejit.
“Apalagi karena Anies menanggapi serangan-serangan itu dengan kerja dan karya nyata,” kata Geisz.
Di tangan Anies, ujar Geisz lagi, bahkan perempatan Senen yang dulu dikenal sebagai kawasan yang semrawut dan rawan, kini menjadi kawasan yang layak untuk dijadikan destinasi wisata, dan warga Kampung Akuarium yang digusur Ahok pada April 2016, kini sudah punya hunian baru berupa kampung susun. (drs)
Komentar