TILIK.ID — Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengalami peningkatan kasus positif Covid-19. Anggotsa DPR RI dari Fraksi Golkar Darul Siska turun melakukan upaya-upaya menekan penularan dan mempercepat tingkat kesembuhan.
Peningkatan kasus terkonfirmasi di Sumbar diketahui anggota Komisi Kesehatan DPR RI ini dalam kunjungan kerjanya pada akhir Mei 2021 yang lalu. Realisasi program vaksinasi juga terendah ketiga terbawah.
Karena itu, dalam pertemuannya dengan Gubernur Mahyeldi dan Dinas Kesehatan Sumbar, disepakati langkah-langkah yang harus ditempuh, yakni meningkatkan tracing, trecking dan testing.
Selain itu, juga mengoptimalkan kampanye tentang protokol kesehatan. Tugas Darul Siska antara lain membangun kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk membawa vaksin ke Sumbar sekitar 4-5 ribu dosis.
“Yang lalu sebanyak 500 dosis lebih di Kabupaten Sijunjung, Solok dan Kota Solok dengan menggandeng BPJS. Sekarang ini melalui Kemenkes, kita kembali bawa sebanyak 1.000 dosis untuk Tanahdatar,” kata Darul Siska di sela-sela pemberian vaksin di Aula Kecamatan C Koto, Ahad (8/8/2021).
Dikutip dari Padang Ekspres, Selasa (10/8/2021), Angota DPR Dapil Sumbar ini berharap semoga upaya kerja sama dengan pusat bisa maksimal mendorong suplai vaksin ke Sumbar.
Darul mengatakan, kesepakatan bersama Dinkes Sumbar dalam setiap kegiatan sosialisasi dengan masyarakat diintegrasikan dengan program vaksinasi.
Darul mengaku berupaya maksimal membantu jajaran Dinkes Sumbar, agar segera mencapai health immunity dengan mencapai 80 persen masyarakat sudah divaksin. Upaya ini memacu capaian minimal posisi tiga teratas nasional.
“Sumbar saat ini secara keseluruhannya baru mencapai 1 juta lebih dari 9 juta dosis kebutuhan. Kita berharap jika bisa mencapai 80 persen divaksin, bisa mewujudkan masyarakat untuk hidup normal tanpa masker dan melaksanakan kegiatan normal kembali seperti biasanya,” harapnya.
Menjawab upaya maksimalisasi penerapan program vaksinasi ini secara nasional, Darul menyebut sudah menjadi dinamika hampir di seluruh dunia. Masalahnya vaksin diperebutkan negara-negara di dunia.
“Seperti Astrazeneca produksi India dari kesepakatan mulanya teruntuk bagi Indonesia sebanyak 8 juta vial, batal karena kepentingan yang sama di negara tersebut,” katanya.
Jadi, kata Darul, inti masalahnya adalah,
ketersediaan vaksin di dunia yang juga berimbas bagi Indonesia untuk mendapatkannya. Hal ini juga disikapi sangat maksimal jajaran di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), hingga keliling dunia guna mendapatkan vaksin untuk Indonesia.
“Mudah-mudahan kebutuhan Indonesia untuk 420 juta vial bisa terpenuhi dari kira-kira 130 juta yang sudah terakomodir,” kata Darul lagi.
Di kesempatan yang sama, Kadinkes Sumbar Ary Yuswandi menyebut sementara ini capaian vaksinasi Sumbar masih berada di angka 14,5 persen dari 4,4 juta jiwa sasaran. Menyikapi keterbatasan suplai vaksin yang mengandalkan kuota impor, jatah Sumbar direalisasikan seefektif mungkin guna menjaga konsistensi seiring meningkatnya animo dan kesadaran masyarakat terhadap program vaksinasi.
“Kita sangat berterima kasih pada Pak Darul Sisika, hasil kemitraannya dengan Kemenkes dan BPJS Kesehatan sangat membantu mendongkrak persentase vaksinasi di Sumbar,” katanya.
Ary mengatakan, untuk program boster vaksin yang diperuntukan khusus bagi tenaga kesehatan (nakes), 30.200 dosis jenis vaksin Moderna dengan posisi sebagiannya sudah terealisasi. Diimbau agar kabupaten kota segera mengambil untuk dapat diberikan terhadap nakes,” tutur Ary. (abm)
Simak video kunker Darul Siska di Sumbar:
Komentar