Oleh H.Abustan
(Dosen Universitas Islam Jakarta)
MOBILITAS tinggi dengan akselerasi permainan lincah menjadi modal yang senantiasa mengalirkan energi positif bagi ganda puteri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020.
Pertama kali dalam sejarah olimpiade, pasangan puteri bulutangkis menorehkan sejarah dengan menyumbangkan medali emas untuk Indonesia. Di final tidak tanggung-tanggung “menerobos” pasangan terkuat China, Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan, dengan skor 21-19 21-15.
Tampak, permainan kedua pasangan ini tak dapat dibendung, perjuangan dan kerja keras mengantar mereka meraih medali emas yang belum pernah diraih sebelumnya melalui nomor ganda puteri.
Tak ada kecemasan atau ketegangan yang nampak menghadapi raksasa bulu tangkis dunia (China). Sebaliknya justru tampil rileks dengan reli panjang yang terukur serta kejelian penempatan bola yang membuat lawan dalam posisi salah langkah. Akhirnya, menuntaskan partai puncak dengan predikat medali emas. Status pendatang baru digelanggang olimpiade dan masih miskin pengalaman justru menjadi “jurus pemungkas” untuk melumat lawan-lawannya.
Tatkala melaju pada laga babak perempat final juga mengalahkan pasangan China lainnya Du Yue/Li Yin Hui (21-15, 20-22, 21-17) yang dimenangkannya dengan susah payah. Bahkan sepanjang pertandingan skor terus kejar-kejaran, menunjukkan bahwa memang moment krusial bagi pasangan Indonesia ini dilewati dengan liku jalan yang terjal menuju emas olimpiade, sehingga berhasil dimenangkan untuk melaju ke babak berikutnya.
Untuk itulah di Grand Final sepertinya Srikandi Indonesia tak mau melepaskan momen penting yang ada di hadapannya. Kesempatan tak akan terulang lagi, itulah yang terpatri di pemikiran mereka. Dan itu pula yang terus memompa semangatnya, seolah tak akan ada lagi kesempatan kecuali saat ini. Hari ini, harus dituntaskan dengan kemenangan, dan itu ia berdua berhasil membuktikan tekad itu.
Ketika bola pengembalian Chen Qing Chen melebar digaris belakang permainan Apriyani, spontan hakim garis membuka kedua tangannya untuk memberi isyarat bahwa bola keluar. Gemuruh suara terdengar dalam stadion. Hiruk pikuk kemenangan bersahut-sahutan dengan lagu Indonesia Raya. Air mata suka cita juga nampak pada kedua pemain dan pelatih yang saling berpelukan larut dalam kemenangan.
Suara histeris dan rasa syukur kebahagiaan tidak hanya terjadi dalam lapangan, tetapi seluruh pemirsa tivi (penonton) yang menyaksikan juga tak kalah serunya mengekspresikan kegembiraannya.. Merah putih berkibar dengan ekspresi semangat kebangsaan dan nasionalisme itulah kado teristimewa yang berhasil diukir Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menjelang Hari Kemerdekaan RI ke 76. Bravo Indonesia .. bravo bulutangkis.
Jakarta, 4 Agustus 2021
Komentar