Lawan AS Roma di Semifinal Liga Eropa, Solskjaer Ingin Lepas Kutukan

TILIK.id — Sejak dilatih Ole Gunnar Solskjaer, Manchester United (MU) sudah empat kali masuk semifinal di semua ajang. Namun di empat semifinal itu tak satu pun lolos ke final. Ini disebut kutukan semifinal.

Nah, Jumat dinihari nanti WIB, MU bersama Solskjaer kembali melakoni laga semifinal ke-5 melawan AS Roma. Solskjaer pun berharap melawan tim Italia itu MU lepas dari kutukan semifinal.

* Trend positif di liga domestik sudah dicapai setelah MU mantap posisi kedua klasemen Liga Premier musim ini. Dua musim lalu, MU terseok-seok pada urutan keenam dan ketiga. Lemari pialanya pun tidak bertambah.

Yang lebih didambakan pendukung MU saat ini adalah klubnya meraih trofi pertama sejak juara Liga Europa 2017 di bawah kepemimpinan Jose Mourinho. Dan sudah empat kali hal itu hanya bisa nyaris didapatkan.

Entah itu dua kekalahan dalam semifinal Piala Liga melawan Manchester City, sekali kalah melawan Chelsea dalam Piala FA tahun lalu, atau kalah dalam empat besar Liga Europa melawan Sevilla tidak lama kemudian, United selalu tersandung saat terakhir kali dikomandani Solskjaer.

BACA JUGA :  Real Madrid Terancam, Bayern, City, dan Liverpool Lanjut ke Fase Knock Out

Kemenangan atas Granada dalam delapan besar musim ini telah memberi Solskjaer kesempatan kelima untuk melaju ke final dan AS Roma bisa saja memperpanjang penderitaan pelatih asal Norwegia itu.

Tapi pertarungan melawan Roma menimbulkan kenangan indah di Eropa bagi Solskjaer, karena tim Italia itu pula yang menjadi lawan terakhirnya di kancah Eropa saat membela United.

Setelah kalah 1-2 pada leg pertama perempat final Liga Champions 2006-2007 di Roma, United balik mengalahkan 7-1 tim Italia itu pada leg kedua. Ketika itu Solskjaer masuk sebagai pemain pengganti pada babak kedua.

“Saya menjadi starter pada leg pertama itu, tetapi tidak ingat apakah saya menuntaskannya karena kami bermain dengan 10 pemain dan memperoleh hasil bagus,” kata Solskjaer dalam jumpa pers seperti dikutip Reuters.

“Dia (manajer Sir Alex Ferguson) yakin kami bisa lolos tetapi malam itu di Old Trafford ajaib. Kami bersemangat dan menunjukkan apa yang bisa dilakukan United.”

Solskjaer gantung sepatu akhir musim itu dan memulai karir pelatih pada akademi United setahun kemudian.

BACA JUGA :  Hasil Liga Champions dan Prediksi Laga Rabu Malam sampai Dinihari Nanti

Kini, ketika musim ketiganya sebagai pelatih United hampir berakhir, masa transisi telah berakhir dan paceklik trofi berkepanjangan tidak bisa lagi ditoleransi.

Roma sempat nyaman masuk empat besar Serie A pada pergantian tahun, tetapi hanya sekali menang dalam tujuh pertandingan liga terakhirnya membuat mereka melorot ke urutan ketujuh sehingga tekanan kepada pelatih Paulo Fonseca pun meningkat.

Tersingkir dari Liga Europa sudah pasti mempercepat kepergian Fonseca. Media massa Italia pun sudah menyebut mantan manajer Napoli, Chelsea dan Juventus, Maurizio Sarri, menjadi calon penggantinya.

“Kami pasti berpeluang besar lolos, kami memang punya tim yang lebih baik,” kata mantan bek United, Wes Brown, yang juga turut bermain saat menang 7-1 itu, kepada Reuters.

“Kami tersingkir dalam semifinal beberapa tahun terakhir, saya hanya berharap para pemain belajar dari itu.”

“Mencapai final adalah rintangan yang sungguh harus mereka lewati. Para pemain bermain bagus dan dengan pengalaman yang mereka punya sebelumnya, mereka bisa terus maju. Ini bakal bagus untuk Ole juga.”

BACA JUGA :  Satu Kemenangan Lagi Bayern Munchen Kunci Gelar Juara Bundesliga Jerman

United tengah dalam kondisi bagus belakangan ini dengan hanya sekali kalah dalam 21 pertandingan terakhir mereka pada semua kompetisi. (lmz)

Komentar