TILIK.id, Jakarta — Sejarah politik umat Islam pernah berjaya di zaman Orde Lama lewat Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Lewat Masyumi, aspirasi umat Islam tersalurkan. NU Muhammadyah pun dulu ikut bergabung dengan Masyumi.
Namun soliditas politik umat Islam mulai terpecah, ketika NU keluar dari Masyumi dan menjadi peserta pemilu juga. Tak lama kemudian kebijakan politik Soekarno dan propaganda PKI, Partai Masyumi dibubarkan.
Sejak pembubaran Masyumi oleh Soekarno, tak ada lagi lembaga politik yang menjadi saluran aspirasi umat Islam. Orde Baru masuk, parpol dan peserta pemilu difusi menjadi 3 saja. Yaitu Golkar, PPP dan PDI.
Saluran politik umat Islam tinggal pada PPP. Namun sayangnya, di era reformasi, bermunculan parpol bercorak agama. PKB, PKS, PBB, dan PAN pun dianggap tidak bermisi mewakili aspirasi umat Islam. Ujungnya, tokoh-tokoh Islam mencoba membangkitkan kembali Partai Masyumi.
Upaya membangkitkan Partai Masyumi, akhirnya terwujud kemarin, Sabtu (7/11/2020) melalui deklarasi di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah, Jakarta. Sejumlah tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bergabung di dalamnya.
Sebutlah misalnya mantan Ketua Umum PB HMI Abdullah Hehamahua, MS Kaban, Ridwan Saidi, Taufik Hidayat, dan lain-lainnya.
Reinkarnasi Partai Masyumi bertepatan dengan Harlah ke-75 tahun Masyumi. Partai yang didirikan pada tahun 1945 itu dideklarasikan kembali. Tak ada perbedaan logo, atau simbol lain. Logo bulan bintang tetap paten digunakan.
Pembacaan deklarasi dipimpin oleh Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A. Cholil Ridwan.
“Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan ‘Masyumi’,” kata Cholil dalam deklarasi yang disiarkan secara virtual, Sabtu (7/11).
Dalam deklarasi tersebut, Partai Masyumi berjanji akan berjihad demi terlaksananya ajaran dan hukum Islam di Indonesia melalui Masyumi.
Usai membacakan ikrar, para peserta deklarasi langsung memekikkan takbir. Deklarasi ini rencananya juga akan mengumumkan calon Majelis Syuro Partai Masyumi.
Adapun calon-calon Majelis Syuro di antaranya; mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, mantan Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, Budayawan Ridwan Saidi, hingga Kiai Abdul Rosyid Syafei.
Sebelumnya, Sekretaris Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) Taufik Hidayat, mengatakan, kebangkitan Masyumi ini didasari dengan kerinduan akan partai islam ideologi seperti Partai Masyumi masa lalu.
Ia mengatakan, pihak-pihak di belakang Masyumi kali ini merasakan sudah sedikit sekali partai politik yang ideologis baik kebijakannya maupun integritas para politisinya.
“Kerinduan tersebut muncul karena mayoritas para politisi Masyumi adalah orang orang yang kuat pembelaannya terhadap syariat Islam, dan mampu menunjukkan solusi terbaik bagi bangsa Indonesia melalui ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” kata Taufik.
Video deklarasi Partai Masyumi di Jakarta:
Komentar