BuzzerRp Otak Dikit Main Keroyokan, dan Orang Gila yang Suka Bicara Sendiri

Geisz Chalifah

MEREKA berusaha menjatuhkan Anies Baswedan namun gagal total. Anies tak pernah menjawab mereka dengan kata-kata. tapi menjawab dengan karya-karya yang langsung bisa dilihat dan dirasakan masyarakat Jakarta.

Namun para buzzer tetap menikmati dengan menyerang terus menerus. Karena, dalam setiap diskusi terbuka seolah-olah sudah seperti menjadi budaya pada teman di lingkaran Anies untuk mengikuti yang dicontohkan Anies.

Bicara dengan santun bersikap bijak lalu menjelaskan dengan data. Yang seperti itu membuat para buzzer menikmatinya.

Mereka para buzzer menyerang lalu dijawab dengan data valid, dengan pembahasan yang sesuai kaidah kaum intelektual dalam berargument.

Mereka anak-anak muda yang berada di pihak Anies memang anak-anak baik, selalu sopan dan menjaga kesantunan tanpa berkeinginan menyerang balik, apa lagi mengeruhkan wajah para buzzerRp yang menjadi lawan diskusinya di muka umum.

Para buzzer otak dikitpun menikmatinya, karena setiap menyerang lalu diberi jawaban, maka mereka langsung pindah ketopik lain dan menyerang lagi dari sisi lain. Begitulah yang terjadi setiap diberikan jawaban secara argumentatif.

Tentu saja mereka para buzzer menyukai situasi semacam itu karena mereka selalu bebas secara ofensif. Bisa mengatakan apa saja walau dengan data yang tak memadai, bahkan fitnah dan bully-an yang melewati batas kepatutan.

BACA JUGA :  Buruh Mogok Gara-Gara Anies? Koplak!

Bukan saja bebas dari jerat hukum yang selalu melindungi mereka, bahkan jawaban terhadap merekapun selalu dilakukan dengan sebaik-baiknya penjelasan. Tanpa mendapat serangan balik tanpa resiko dipermalukan.

Lalu tiba waktunya mereka berhadapan dengan saya yang tak mau dan ogah menjawab secara normatif. Tak hanya sekedar mengklarifikasi tudingan mereka yang selalu ngawur dengan cara sekadar meluruskan. Tapi juga melawan balik.

Contoh paling jelas adalah ketika saya mengungkap dan menjawab pernyataan si dosen pecundang saat bicara tentang pompa air tanpa data memadai alias hasil imaginasinya sendiri di Kompas TV. (Rekaman video yang sangat memalukan bagi seorang yang mengaku intelektual terlebih dosen komunikasi itu sdh tersebar). Berjudul: Ade Armando Pecundang, Tersangka dan Pembual.

Belum lagi buzzer dan gerombolan kader-kader PSI otak dikit di acara Dua Sisi maupun ILC TV One. (Semua masih bisa dilihat via youtube).

Mereka terbiasa mengatakan apa saja dengan data sengawur-ngawurnya dan saya melawan dengan membalik ungkapan-ungkapan mereka secara tajam.

Cara menghadapi mereka adalah menjawab dengan data, lalu menyerang balik tanpa basa basi.

Mempermalukan mereka di muka publik karena datanya ngawur. Kemudian mereka kepayahan menjawab berbagai pertanyaan yang tak pernah mereka bayangkan.

BACA JUGA :  Sense of Justice

Merekapun sulit menjawab contoh-contoh faktual sikap ambiguitas mereka dalam berbagai kasus. Seperti LRT Kelapa Gading-Rawamangun yang angkanya tidak masuk akal, maupun jembatan yang ambruk di Kemayoran yang tak pernah mereka permasalahkan, dan banyak lagi lainnya.

Mengemas kata dengan pedas lalu membalikkan keadaan hingga situasi menjadi terbalik, mereka yang kemudian terpaksa mengklarifikasi dan memberi jawaban yang tentu saja cuma bermodal retorik. Karena data yang saya ungkap tak mampu mereka bantah.

Salah satu contohnya adalah ketika Sekjen PSI menyarankan untuk menjegal Anies, lalu diklarifikasi oleh kader lainnya yang kemudian klarifikasinya semakin ngawur, hanya memutar-mutar kata.

Belum lagi tanpa sungkan saya membuka secara terbuka tentang “manipulasi KTP” ketika dikesempatan lainnya, salah satu kader mereka menyerang Anies soal tranparansi dan kejujuran dalam soal reklamasi.

Langsung wakil dari mereka itu memilih mingkem, ketimbang kasusnya itu lebih dalam lagi saya buka secara publik ketika berhadapan di media televisi.

Setelah setiap wakil-wakil mereka keteteran di forum diskusi terbuka dalam beradu argumentasi, termasuk anggota DPRD dari mereka yang tak mengakui bahwa tujuan utama mereka menjatuhkan Anies. Padahal fakta-fakta tak terbantahkan.

Pernyataan Sekjen PSI yang jelas berupaya menjegal Anies dan diungkap secara terbuka di media dan beragam bully-an melalui akun media sosial.

BACA JUGA :  Bisakah Kita Ketemu Pak Anies? Geisz: Bisa tapi Jangan Jatuh Cinta

Setelah berkali-kali mengalami terpuruk di depan publik, kemudian cara-cara yang tak lazim bagi orang waras mereka mainkan.

Pasukan seword.com, butapolitilk.com dan beberapa media online gerombolan mereka yang isinya cuma sampah,
menulis beragam narasi tentang saya dalam rangka mendegradasi. Berupaya menjatuhkan sambil bertujuan menyelamatkan wajah teman-teman mereka di mata umum, setelah babak belur beradu argumentasi di media televisi.

Tak lama kemudian akun Twitter saya ‘tumbang’ menyusul akun FB saya yang telah lenyap lebih dulu sebelumnya. Sebuah cara bertarung yang memalukan.

Tak mempan dengan cara demikian, maka senior mereka si dosen dungu pecundang berstatus tersangka, Ade Armando ikut serta dalam rangka membantu gerombolan kaum otak dikit yang kandas berkali-kali.

Dosen berstatus tersangka itu membuat monolog tentang saya. Dia bicara sendiri, viralkan sendiri dan gila sendiri. Tanpa ada lawan tanding. Hanya dia dan bayangannya saja yang ada bersamanya.
Tentu saja semua orang bisa melakukan yang seperti itu dan judulnya pun sesuai, yaitu: Logika Ade Armando. Artinya adalah logika orang sakit jiwa yang doyan ngomong sendirian.

Dimana-mana orang gila memang suka bicara sendiri.

Komentar