Sri Mulyani: Ketersediaan Vaksin Penentu Pemulihan Ekonomi

TILIK.id, Jakarta — Pandemi Covid-19 menekan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Pemulihan resesi dunia sangat ditentukan oleh pemberantasan pandemi virus corona ini. Karena itu, negara-negara duniia berlomba memproduksi vaksin untuk melawan pandemi.

Indonesia pun sangat tergantung dari ketersediaan vaksi agar ekonomi bisa kembali pulih. Dengan tersedianya vaksi dan obat, maka kegiatan pemulihan ekonomi masyarakat bisa berjalan normal.

Demikian dikemukakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam diskusi virtual, Kamis (27/8/2020).

“Ketika vaksin itu telah ditemukan maka tugas pemerintah berikutnya adalah mendistribusikan dan mengelola penanganan dan penyembuhan secara cepat agar pemulihan dapat terjadi,” kata Sri Mulyani.

Jika vaksin ditemukan dan didistribusikan dengan cepat, kata Sri Mulyani, memiliki implikasi luar luar biasa terhadap kegiatan seluruh masyarakat termasuk aspek ekonomi.

Dikatakan, pandemi Covid-19 merupakan bencana kemanusiaan yang mempengaruhi seluruh faktor paling dalam di kehidupan masyarakat mulai dari interaksi secara sosial, politik, kultural, serta ekonomi.

Dampaknya adalah perekonomian di seluruh negara mengalami tekanan dan banyak yang terkontraksi termasuk Indonesia, yakni pada kuartal II tahun ini minus 5,32 persen.

BACA JUGA :  Hindari Covid-19, KPU Tunda Empat Tahapan Pilkada Serentak 2020

“Penurunan ini diakibatkan karena konsumsi masyarakat merosot, investasi mengalami kontraksi, dan kegiatan ekspor-impor juga menurun sangat tajam,” ujarnya.

Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menekan dampak Covid-19 yang salah satunya adalah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Program PEN yang dijalankan membutuhkan biaya sangat besar, sedangkan sumber daya penerimaan negara, yaitu pajak sedang tertekan sehingga batas defisit dinaikkan menjadi 6,34 persen.

“Program pemulihan ekonomi membutuhkan resources sangat besar sementara penerimaan pajak mengalami penurunan sehingga negara mengalami defisit di atas 6 persen,” katanya.

Meski demikian, Sri Mulyani memastikan bahwa pemerintah akan menjalankan program PEN dengan cepat dan akurat serta tetap akuntabel dalam situasi darurat saat ini.

“Pemerintah menyadari bahwa langkah-langkah dalam situasi extraordinary dan emergency harus tetap akuntabel,” tegasnya.

Soal vaksin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan Indonesia mendapat akses terhadap 30 juta vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh PT Biofarma pada akhir 2020.

“Kita berharap sampai akhir tahun kita bisa mempunyai akses terhadap 30 juta vaksin produksi di Biofarma. Ini merupakan inisiatif yang paling depan,” kata Airlangga sebelumnya. (lms)

BACA JUGA :  Delapan Juta Vaksin Sinovac Masuk Indonesia

Komentar