TILIK.id, Jakarta — Imbauan Pemprov DKI Jakarta kepada warga untuk tidak terlalu banyak berinteraksi di publik adalah langkah preventif. Langkah itu juga disampaikan oleh Presiden Jokowi untul sementara beraktivitas di rumah saja, termasuk beribadah.
Untuk membatasi itu, Pemprov DKI Jakarta membatasi tranportasi umum seperti TransJakarta, LRT, dan MRT. Namun pembatasan itu berdampak antrian panjang.
Pemandangan antrian itu terlihat di halte Busway Kalideres, Fatmawati, dan Stasiun MRT Lebak Bulus, dan Dukuh Atas.
Kebijakan pembatasan transportasi umum yang berdampak pada antrian panjang menjadi pertanyaan wartawan ke Manajemen MRT.
Kepala Divisi Corporate Secretary
PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhamad Kamaluddin mengatakan, pembatasan operasional MRT Jakarta hari ini sejalan dengan koordinasi dengan pemerintah sebelumnya untuk membatasi pergerakan di perkotaan.
Pemerintah, kata Kamaluddin, telah menghimbau warga untuk bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah. Oleh karenanya, MRT Jakarta sebagaimana arahan pemerintah untuk angkutan umum di Jakarta pada hari ini sebetulnya difokuskan hanya khusus untuk pekerja yang masih perlu menangani penanganan Covid-19 seperti pekerja medis, dan pelayanan publik yang memang tidak bisa dikerjakan dari rumah.
“Layanan angkutan umum pada hari ini bukan ditujukan untuk mobilitas pekerja normal ke kantor, yang sudah dihimbau untuk bekerja dari rumah,” katanya.
Kamaluddin mengatakan, pihaknya tengah melakukan evaluasi antrian calon penumpang memasuki 4 stasiun MRT pagi hari ini, yaitu stasiun Lebak Bulus, stasiun Fatmawati, stasiun Cipete Raya dan stasiun Dukuh Atas BNI.
“Sementara ini antrian di 9 stasiun MRT lainnya masih normal. Sedangkan social distancing di dalam stasiun dan di dalam kereta juga sudah berjalan. Hasil evaluasi tersebut akan kami review bersama pemerintah dalam waktu dekat,” kata Kamaluddin. (lmc)
Komentar