TILIK.id, Jakarta — Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN), Afini Boer, yang menyampaikan bahwa puncak penyebaran virus corona (outbreak) akan berlangsung di bulan Ramadhan. Pernyataan itu mendapat cibiran politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik.
BIN pada Jumat kemarin merilis hasil kajian yang merupakan skema perhitungan matematis, bahwa outbreak akan terjadi terhitung dari 60 hari sejak ditemukan virus corona di Indonesia.
“Kita sudah membuat skema menggunakan perhitungan matematis, di Indonesia outbreak akan terjadi dalam 60 hari, berarti bulan Mei,” ujarnya di Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (13/3).
Namun hasil penelitian BIN yang mengaku hasil kerjasama dengan berbagai pihak itu, bagi Rachland Nasidik, tak pantas diumumkan ke publik.
“Badan Intelejen tak boleh berpendapat sendiri, apalagi disampaikan pada publik. Tentang virus corona pula. Fungsi Intelejen mengumpulkan informasi, melakukan analisa, untuk digunakan oleh Presiden sebagai end user,” kata Rachland Nasidik dalam ciutannya di akun medsosnya, Sabtu (14/3/2020).
Menurut Rachland, dulu Intel itu senyap, tak terlihat, tak terdeteksi, namun bekerja smart untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan negara.
“Sekarang Intel petantang petenteng tampil banyak gaya,” kata Rachland Nashidik.
BIN dalam pernyataannya ke publik menyebut penelitian bertujuan untuk membantu langkah-langkah pemerintah dalam menangani kasus virus corona. Terutama menekan angka infeksi dalam dua bulan ke depan.
“Tujuannya bukan menebar kepanikan, tapi supaya pemerintah bisa sigap dalam menangani virus ini,” katanya.
Namun, kata Rachland Nashidik, silakan meneliti, kumpulkan informasi dan analisis secara baik, tapi ingat bukan untuk dipublish, apalagi untuk cari panggung.
Afini menyatakan Indonesia akan mampu menekan penyebaran virus corona jika pemerintah melakukan upaya maksimal dalam pencegahan dan penanggulangan. (lms)
Komentar