TILIK.ID — Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edy Marsudi menuding Gubernur DKI Anies Baswedan berbohong. Tudingan itu juga pernah dilomtarkan Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha dalam konteks balapan Formula E.
Prasetyo menuding Anies berbohong terkait diundurnya Pilkada DKI dari tahun 2022 ke tahun 2024. Pengunduran pilkada di ibu kota itu dianggap modus untuk menjegal Anies Baswedan untuk maju peroliode kedua.
Namun, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edy Marsudi menuding Anieslah yang menyatakan dirinya akan dijegal. Padahal Anies tidak pernah mengatakan akan dijegal. Prasetyo Adi Marsudi pun menyebut Anies pembohong.
Tudingan Prasetyo Edy Marsudi itu dibakas telak oleh orang dekar Anies, Geisz Chalifah. Dia mengatakan Marsudi menggunakan diksi bohong karena dia sendiri pembohong.
Pernyataan keras Geisz itu disampaikan pada program Apa Kabar Malam TVOne Ahad malam. Tampil di acara itu juga adalah Pontas Nainggolan.
“Seorang pembohon gemar menuduh orang lain pembohong untuk menutupi kebohongannya, kata Geisz di acara itu.
Geisz Chalifah memang terlihat ‘garang’ saat Anies diserang. Sama halnya ketika kader-kader PSI terus menyerang Anies. Geisz tak gentar dan selalu memberi pukulan telak termasuk untuk Ketua DPRD DKI tersebut.
“Pernyataan Pras (Prasetyo Edy Marsudi) itu konteksnya ke Anies, dengan menyatakan Anies berhentilah berbohong. Seorang pembohong itu
menggunakan diksi bohong karena dia sendiri pembohong,” kata Geisz.
Bagaimana Anda bisa mengatakan Prasetyo pembohong? tanya presenter TV One di acara itu.
Apa Geisz mengatakan, Regulasi tentang Pilkada kemarin sempat mau dilakukan perubahan. Dari Anies cari satu kalimat saja yang mengomentari tentang diundurnya Pilkada DKI. Ada gak?
“Tidak ada sama sekali. Tapi Pras (Prasetyo Edy Marsudi, red) menariknya ke sana. Kenapa? Itu untuk menutupi langkah kebohongannya dan memasukkan interpelasi di dalam rapat Bamus kemarin,” kata Geisz.
Dia melanjutkan, Prasetyo memasukkan agenda rapat pembahasan usulan interpelasi yang sebenarnya tidak ada dalam undangan rapat Bamus, sehingga fraksi yang lain melaporkan Presetyo ke Dewa Kehormatan.
“Kelakuan pembohong kan begitu, mengatakan orang lain bohong padahal dia sendiri yang berbohong. Yang pembohong dirinya sendiri,” katanya.
Dalam acara itu, Geisz Chalifah kembali meminta Pontas Nainggolan untuk mencari statemen Anies yang mengomentari pengunduran pilkada DKI Jakarta.
Pontas pun tak mau menjawab statemen Geisz kalau Prasettyo itu pembohong. Pontas hanya mau membahas Pemilu serentak tahun 2024 sebagaimana topik yang diangkat TVOne.
“Berarti tidak ada pembelaan kakau Prasetyo itulah yang pembohoong,” tandas Geisz.
Aktivis sosial ini juga mengakui pernah menyebut bahwa pengunduran Pilkada DKI ke 2024 adalah upaya untuk menyingkirkan pencalonan Anies di 2022 yang saat itu sejumlah parrpol berusaha keras agar Pilkada DKI tetap dialakukan pada 2022.
“Dalam konteks saya, saya mengatakan itu di berbagai tempat termasuk Burhanuddin Muhtadi yang mengatakan bahwa jangan menggunakan regulasi untuk menyingkirkan Anies Bassedan. Pada saat itu kita menginginkan ada pertarungan di 2022. Bertarunglah yang fair,” kata Geisz lagi.
Dikatakan, waktu itu banyak parpol melakukan upaya normalisasi Pilkada DI agar tetap dilakukan pada 2022. Namun upaya itu tidak berhasil, Pilkada 2022 tetap diundur ke 2024.
“Saya berbicara saat itu, tapi kalau Pras berbicara saat ini, dan konteksnya langsung ke Anies, lantas kapan Anies berbohong?” tanya Geisz.
Dalam acara itu juga TVOne meminta pengamat politik Burhanuddin Muhtadi untuk menyampaikan pandangannya soal pemilu serentak 2024.
Burhanuddin Muhtadi menyatakan sikap kritisnya bahwa kepala daerah yang habis masa jabatannya pada 2022 dan 2023 akan digantikan dengan Plt yang legitimasinya bukan pilihan rakyat.
“Ada ratusan kepala daerah akan diperintah oleh Plt yang tidak memdaparkan mandat. Inilah kebertan saya dan banyak pihak, aktivis. Karana ratusab wilayah akan diperintah oleh mereka yang tidak memegang amanat rakyat. Dan bukan hanya satu dua bulan, tapi satu dua tahun,” kata Muhtadi. (bes)
P
Komentar