Oleh: Hamid Abud Attamimi
(Aktivis Dakwah dan Pendidikan, Cirebon)
ANIES Baswedan dalam belantara hujatan dan caci maki kaum tak beradab.
Pilihan cara dan kata menunjukkan kwalitas akal dan isi hati.
Tapi diam adalah pilihannya, karena jika menjawab, apalagi dengan pilihan kata yang sejenis, maka Anies akan sama dengan mereka.
Bukankah Anies sudah mengatakan, apa yang sudah mereka tulis dan ucapkan akan tak mudah dihapus, punya jejak digital dan akan dibaca oleh anak cucu mereka sendiri.
Mengapa mereka memilih cara dan kata tersebut? Karena cuma itu yang mereka tau dan punya, dan mereka hidup dalam dan bersama lingkungan yang seperti itu!
Akankah Anies tetap diam? Tentu tidak, dia akan menjawab semua dengan cara dan apa yang dimilikinya, yaitu berbuat nyata sesuai kewenangan dan tanggung jawab yang dimilikinya.
Pejabat publik harus siap dikritik, bahkan dihujat, begitu yang Anies yakini. Jadi mengapa harus risau, gamang, apalagi emosi.
Belantara hujatan, cacian, sumpah-serapah, bahkan fitnah, adalah pilihan mereka.
Anies memilih cara dan tempat bersama mayoritas warga Bangsa yang santun dan beradab, bahkan itulah yang seharusnya jadi pilihan masarakat yang beragama, yang sadar betul tentang tanggung jawab di Akhirat kelak.
Anies yakin, lebih 75 tahun usia kemerdekaan negara ini, sudah seharusnya menjadikan Anak Bangsa siap bersama membangun tanpa lagi mempermasalahkan perbedaan yang ada, apalagi cuma sekedar suku dan ras, sebab perbedaan Agama pun tak layak jadi justifikasi.
Mengapa mereka begitu tak menyukai Anies? Kita yakin bukan Anies yang tak mereka sukai, tapi komitmen dan apa yang Anies perjuangkan!
Masalahnya, apa yang Anies perjuangkan tersebut juga menjadi cita-cita mayoritas mereka yang masih memiliki nurani dan marwah.
Siapapun yang seperjuangan dengan Anies PASTI mereka benci dan akan dihabisi.
Apakah cita dan perjuangan Anies bertentangan dengan Ide Negara Kesatuan Republik Indonesia? Mestinya itu yang mereka harus buktikan!
Menyerang pribadi, keluarga, suku, Agama, adalah pilihan di antara pilihan-pilihan yang tak mereka miliki, dengan kata lain, seperti apa yang pernah diungkap mantan PM Inggris Margaret Thatcher, karena mereka tak memiliki kapasitas unggul seperti yang dimiliki lawannya.
Jalan masih panjang buat Anies, bahkan masih cukup terjal bagi warga Bangsa ini yang menginginkan Negara ini terbebas dari rongrongan mereka yang isi hati dan kepalanya cuma memuaskan syahwat kekuasaan dan kemewahan pribadi.
Jangankan cita-cita Kemerdekaan, bahkan tujuan Reformasi pun makin jauh panggang dari api, karena Pemerintah tidak serius menegakkan Hukum dan Keadilan.
Tapi.. Anies dan kita tidak boleh berhenti apalagi surut kebelakang, tak ada kegagalan kecuali kita berhenti berjuang.
Kita berdo’a, semoga Anies tetap kuat dan meluruskan Niat, sehingga pertolongan ALLAH Subhanahu wa Ta’ala akan datang dan mendekat.. Aaamiin.
Komentar