Kutuk Serangan Israel ke Gaza, MER-C : PBB Jangan Jadi Penonton Saja

TILIK.ID — Organisasi kemanusiaan dan kesehatan Indonesia MER-C kembali mengutuk serangan brutal Israel kepada warga Palestina di Gaza. Serangan juga dilakukan terhadap warga muslim di Masjidil Aqa.

Serangan-serangan di bulan Suci Ramadhan itu terus saja membuat muslim Palestina memderita atas kejahatan kemanusiaan negara Yahudi tersebut .

MER-C yang sudah ada di Palestina sejak 10 tehun lalu untuk bekerja sebagai tim kemanusiaan dan kesehatan, tak kuasa menyaksikan penderitaan warga Palestina tersebut.

Apalagi tadi malam, MER-C yang membangun Rumah Sakit Indonesia selama bertahun-tahun di Gaza, mendapat informasi bahwa RS Indonesia juga mengalami kerusakan dari dampak serangan brutal Israel tersebut.

Karena itu, MER-C pagi tadi menggelar konferensi pers sacara online mengutuk agresi yang dilakukan polisi dan militer Israel. Jumpa pers dipimpin Ketua Presidium Dr Sarbini Abdul Murad.

Dr Sarbini didampingi dua Presidium, yakni Dr Yogi Prabowo SpOT dan Dr Henry Hidayatullah MSi.

Dr Sarbini menyampaikan, MER-C sebagai organisasi kemanusiaan yang sudah lama berkecimpung di Palestina untuk aspek kemanusiaan dan politik kemanusiaan sangat bekepentingan menyampaikan apa yang terjadi di Palestina.

Dikatakan, seperti kita ketahui bulan Ramadan adalah bulan suci bagi umat Islam, bulan di mana orang mencari ketenangan, meningkatkan amaliah dan melakukan ibadah-ibadah untuk meningkatkan ketaqwaan kita pada akhir Ramadan.

BACA JUGA :  MER-C Kutuk Sikap Provokatif Ekstrimis Yahudi di Al Aqso

“Satu peristiwa mengenaskan Yang terjadi di Palestina, tanah para nabi, pada tanggal 7 Mei tepatnya pada malam lailatul qadar di mana warga Palestina berduyun-duyun ke masjid melaksanakan i’tikaf untuk mendapatkan malam yang mulia tersebut,” kata Sarbini mengawali keterangannya.

Tak disangka tiba-tiba tentara Israel bersama polisi melakukan serangan, sehingga terjadi bentrokan yang tidak seimbang, menimbulkan korban pihak sipil.

“Hal ini begitu mengenaskan bagi kami dan mengutuk aksi-aksi brutal yang dilakukan polisi dan IDF Israel,” kata Sarbini Abdul Murad.

“Yang kedua, MER-C juga meminta kepada Israel untuk tidak melakukan langkah-langkah ilegal yang merampas dan merusak properti yang ada di daerah Syekh Jarrah  di mana lokasi itu berdekatan dengan Yerusalem Timur,” tambah Sarbini.

Itu merupakan properti yang telah didiami oleh warga Palestina selama beratus tahun, mungkin beribu tahun.
Oleh sebab itu, urai Sarbini, dunia harus memastikan agar niat jaahat Israel ini bisa dihentikan sehingga aksi-aksi yang merampas hak Palestina secara hukum yang merupakan bumi Palestina bisa ditekan oleh seluruh komunitas internasional.

BACA JUGA :  Panitia Formula E: Iklan Bir Itu Berasal dari Sponsor Global

“Oleh sebab itu kami minta kepada PBB utamanya dewan keamanan untuk tidak menjadi penonton dalam hal ini. Karena hal ini menyangkut dengan nyawa dan hukum internasional,“ kata Sarbini.

Dikatakan, Israel menyerang secara tiba-tiba penduduk sipil yang ada di Jalur Gaza, sehingga terjadi aksi perlawanan oleh faksi pejuang yang ada di Yerusalem.

“Kami meminta agar dunia memastikan aksi ini tidak berkelanjutan karena kalau misalnya aksi brutal ini tidak dihentikan, tidak ditekan, tidak dihambat oleh masyarakat internasional, maka kami meyakini bahwa korban sipil akan berjatuhan yang akan sama dengan peristiwa tahun 2014 di mana Israel menyerang Palestina pada bulan Ramadhan,” beber Sarbini.

Peristiwa ini menjadi tanggungjawan moral, tanggungjawab politik semua pihak untuk memastikan bahwa Israel menghentikan sesegera mungkin dan tidak melanjutkan aksi aksi ini oleh sebab itu MER-C punya kepentingan agar situasi kondisi kemanusiaan di Palestina bisa berjalan dengan normal.

“Tadi malam kita juga mendapatkan informasi yang sangat mengenaskan di mana salah satu ruangan di rumah sakit Indonesia rusak oleh dampak akibat getaran yang dilakukan oleh serangan Israel. Saya menegaskan bahwa aksi ini adalah aksi yang patut dikutuk karena sama-sama kita ketahui bahwa rumah sakit ini dibangun bukan semalam, bukan dana atau uang kecil,” beber Sarbini.

BACA JUGA :  Biden: Trump Telah Menyerang Demokrasi AS

Dana itu dikumpulkan oleh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari masyarakat yang miskin sampai masyarakat yang kaya. Itu tidak mudah untuk dikumpulkan.

“Kemudian dalam pada itu juga kami meminta tim engineering beserta tukang untuk menyelesaikan rumah sakit ini. Itj itu bukan waktu semalam tapi bertahun tahun sehingga rumah sakit ini menjadi simbol hubungan yang emosional, simbol hubungan yang begitu pribadi, simbol hubungan sejarah antara Indonesia dengan Palestina,” ungkap Sarbini.

“Kami juga harus memastikan bahwa rumah sakit ini tetap berdiri sebagai hubungan yang mesra antara dua rakyat Indonesia dan rakyat Palestina,” katanya.

Oleh sebab itu, tambah Sarbini, wajar kalau rakyat Indonesia sangat terluka oleh peristiwa ini dan meminta kepada pemerintah, terutama Kementerian Luar Negeri untuk memastikan aksi-aksi ini tidak berkelanjutan. (als)

Komentar