Anies, Idola Baru Bagi Kaum Milenial

R. Kholis Majdi
(Pemerhati Kebijakan Publik)

ANAK muda butuh sosok idola. Mulai dari artis, hingga pemain sepakbola. Bagi kaum milenial, ini bisa jadi motivasi.

Ketika seseorang punya idola, ia ingin hidup dan sukses seperti sosok yang diidolakan itu. Tentu, ini dibutuhkan sebagai daya ungkit dan pembangkit semangat.

Di era digital, para politisi memiliki panggung media yang semakin luas. Gak kalah populer dengan para artis. Anak-anak muda mulai melirik. Sebagian politisi mulai digandrungi dan jadi idolanya.

Kalau dulu ada Budi Utomo, Bung Karno, Bung Hatta dan Tan Malaka yang pernah menghipnotis pikiran anak-anak muda, kini ada Anies Baswedan. Mantan rektor Paramadina, mantan Mendikbud, dan penggagas Indonesia Mengajar yang sekarang jadi Gubernur Ibu Kota.

Anies menjadi salah satu tokoh dan kepala daerah terpopuler hari ini. Ia adalah Gubernur DKI Jakarta. Malah banyak yang menyebut Gubernur Indonesia. Nama dan sosoknya hari-hari menghiasi media. Publik, termasuk kelompok milenial, melihat, mambaca dan menilai. Lalu, tertarik dan terpengaruh oleh pikirannya, kemudian mengidolakannya.

BACA JUGA :  Kampungku Kampung Covid?

Ada pergeseran positif. Dari cara kaum milenial yang hanya mengidolakan fisik dan penampilan, bergeser ke idola berbasis gagasan dan kecerdasan. Ini tugas orang tua, agamawan dan akademisi untuk terus menyuburkannya. Dengan pergeseran ini kita berharap Indonesia akan diisi oleh anak-anak muda yang punya masa depan cemerlang.

Hasil Survei Indikator, Anies menempati posisi elektabilitas tertinggi di kalangan milenial. Kalau hari ini ada pilpres, Anies menempati urutan pertama yang banyak dipilih oleh para pemilih dari kalangan milenial.

Kenapa Anies digandrungi kelompok milenial?

Pertama, Anies masih muda, dengan berpenampilan muda. Anak muda lebih sreg dan cocok jika dipimpin tokoh muda dan berpenampilan muda. Usianya sekitar 50 tahun. Berpakaian rapi, dan selalu tampil bersahaja.

Kedua, Anies merangkul, bukan memukul. Cara komunikasi Anies menyejukkan. Gak baper. Gak mudah tersinggung. Segala bentuk kritik, bahkan caci maki, dihadapi dengan senyum. Kaum milenial gak suka pemimpin yang pemarah, senang gebrak meja, dan semua aksi yang bikin suasana gak nyaman.

BACA JUGA :  Geisz Chalifah: Tidak Adil Benar Sikap Kita pada Anies

Ketiga, Anies satu kata dan perbuatan. Punya komitmen. Kalau bicara ada data, kalau janji ditepati. Anak-anak muda gak demen sama pemimpin yang mencla mencle, suka bohong dan ingkar janji.

Keempat, banyak program Anies yang langsung menyentuh kebutuhan anak-anak muda. Mulai perluasan trotoar, jalur sepeda, taman terbuka, food court untuk semua strata, kenyamanan transportasi, hingga Stadion Bestandar internasional (JIS). Program-program ramah lingkungan macam ini secara natural digandrungi anak-anak muda.

Kelima, udara yang semakin segar di Jakarta. Polusi udara mulai berkurang. Dan Jakarta menjadi kota urutan ke 20 terbersih udaranya di dunia. Aspek lingkungan ini menjanjikan masa depan yang sehat bagi anak-anak muda.

Fakta, bahwa langit Jakarta semakin biru. Udara yang makin bersih dan terang membuka perbukitan dan pegunungan di wilayah Bogor dan sekitarnya mulai jadi panorama yang indah di mata warga Jakarta. Dari daerah Senen Anda bisa melihat indahnya Gunung Pangrango, dari Celilitan Gunung Salak tampak semakin terang, dan dari Jl. Antasari, Gunung Gede kelihatan begitu dekat. Jakarta tak lagi pekat dengan asap, tapi mulai dikelilingi pemandangan hijau pegunungan.

BACA JUGA :  Anies Ultah, Ucapan Mengalir di Medsos, Ini Ucapan Sandiaga dan Riza Patria

Keenam, Anies pemimpin yang menjaga dedikasi dan integrity. Meski banyak fitnah dan tuduhan macam-macam, segala upaya menjatuhkan nama baik Anies justru menaikkan gelombang empati dan simpati publik. Terutama kaum milenial.

Di tengah para pejabat yang mayoritas korup dan rakus, cucu pahlawan Abdurrahman Baswedan ini hadir dengan mengikuti jejak integritas dan kepahlawanan kakeknya. Inilah jiwa dan spirit anak muda yang sesungguhnya: tidak terkontaminasi! Sebuah trend anak muda masa kini. Punya kemandirian dan kedaulatan diri.

Depok, 26/3/2021

Komentar