Pasca Ariza Patria Wagub, Adakah Perubahan Politik?

by: Tony Rosyid
(Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

ANIES Baswedan boleh lega. Sekarang tak jomblo lagi. Ariza (Ahmad Riza Patria) telah mendampinginya sejak dilantik oleh Jokowi tanggal 15 April lalu. Anies bisa berbagi kerja. Urusan teknis dan yang ringan, bisa diserahkan ke Ariza.

Dukungan Fraksi Gerindra di DPRD DKI akan makin kuat. PKS? Selama ini PKS selalu konsisten dengan dukungannya terhadap Anies. Gak baper! Karena politik harus disikapi dengan matang.

Dilantiknya Ariza sebagai Wagub DKI nampaknya menjadi berkah. Berkah buat Anies, berkah pula buat warga DKI yang selama ini kehilangan sosok Wagub setelah ditinggal pergi oleh Sandiaga Uno.

Yang menarik justru kalau kita membacanya dalam konstalasi politik nasional. Dalam konteks ini kita dudukkan Ariza sebagai kader Gerindra dan calon gubernur DKI 2024.

Publik melihat bahwa Gerindra sedang bermesraan dengan PDIP. Bahkan rela meninggalkan sekutunya yaitu PKS untuk merajut masa depan bersama PDIP. Masuk koalisi kekuasaan pun atas jerih payah dan kerja keras PDIP. Meski peran Luhut Binsar Panjaitan (LBP) dan Jusuf Kalla (JK) tak bisa dikesampingkan.

BACA JUGA :  Pemanggilan Anies Menampar Wajah Keadilan Negeri Ini

Rekruit Gerindra, setidaknya ada dua keuntungan yang didapat PDIP. Pertama, bersama Gerindra, PDIP berharap makin kuat posisinya di depan Jokowi. Ini kepentingan jangka pendeknya. Selama ini publik membaca, ada persaingan ketat antara Megawati dan Luhut untuk memengaruhi, bahkan menguasai istana.

Namun nampaknya LBP, tokoh yang disebut-sebut oleh publik sebagai “The Real Presiden” ini berhasil memenangkan persaingan dengan PDIP. Nampaknya, Jokowi merasa lebih nyaman bersama LBP.

Mungkinkah akan ada pemakzulan Jokowi oleh PDIP? Bergantung. Sejauhmana eskalasi perseteruan Jokowi-Mega mendapatkan Momentumnya? Terutama ketika terjadi krisis ekonomi. Dan seberapa kuat dukungan partai lain terhadap PDIP? Dalam konteks ini, Golkar, sebagai partai papan atas, punya peran penting. Ingat, politik itu tidak hitam putih. Variabelnya sangat kompleks dan luar biasa dinamis.

Kedua, koalisi PDIP-Gerindra diarahkan untuk persiapan pilpres 2024. Siapa calon mereka? PDIP menggadang-gadang Sandiaga Uno. Didampingi Cawapres dari PDIP. Ada Puan Maharani dan Budi Gunawan (BG).

Ketika Jokowi menyinggung capres 2024 saat pelantikan Badan Pengurus Pusat HIPMI tanggal 15 Januari lalu, BG langsung bereaksi dan memberi dukungan kepada Sandiaga. Dalam konteks ini, Jokowi sangat cerdik. Satu kalimat mampu membongkar rencana jangka panjang PDIP bersama Gerindra.

BACA JUGA :  M. Kece Melalukan Tindak Pidana Penistaan Agama Islam?

Apakah Jokowi dukung calon PDIP? Sangat kecil kemungkinan. Kenapa? Jokowi akan kalah pengaruh dengan Mega. Gak strategis bagi Jokowi mengingat 2024 ia akan pensiun. Tak lagi punya power. Rumornya, Jokowi justru siapkan Tito Karnavian. Mantan Kapolri yang sekarang menjadi Mendagri, (menggantikan Cahyo Kumolo, kader kesayangan Megawati) dianggap paling loyal terhadap Jokowi.

Jika Sandiaga Uno nyapres, apakah Gerindra mengusungnya? Hingga saat ini, belum ada tanda-tandanya. Ungkapan sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, dan sejumlah kader Gerindra lainnya yang tetap menginginkan Prabowo jadi Ketua Umum Gerindra di Konggres menunjukkan bahwa Gerindra masih ingin Prabowo nyapres di 2024. Tapi, PDIP tak akan setuju. Kenapa? Sulit untuk menang. Masanya sudah lewat.

Prabowo sulit mendapat dukungan dari partai lain. Alternatifnya? Ada dua pilihan. Pertama, usung Sandi. Kelebihannya, Sandi adalah kader Gerindra. Kedua, usung Anies. Kelebihannya, kans Anies untuk menang sangat besar. Dan naiknya Anies menjadi capres akan memberi peluang Ariza untuk menjadi calon gubernur di DKI. Jaringan dan eforia para pendukung Anies di DKI bisa didorong untuk mendukung dan mensukseskan Ariza. Anies Baswedan presiden, dan Ariza jadi gubernur DKI.

BACA JUGA :  NasDem Anies

Meski Gubernur dan Wagub DKI berakhir 2022, tapi nama Ariza akan muncul sebagai cagub DKI 2024 setelah dilepas Anies. Sampai saat ini, belum ada tokoh lainnya.

Jakarta, 5 Mei 2020

Komentar