Ki Lengser Ringkang Gumawang Siap Tampil di Taman Budaya Jabar

TILIK.ID — Prof. Endang Caturwati – guru besar ilmu seni pertunjukan ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung siap persembahkan karyanya, karesmen bertajuk “Ki Lingser Ringkang Gumawang” di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Jalan Bukit Dago Selatan – Bandung, Jum’at (19 Juli 2024), pukul 14.00.

Pergelaran yang disutradarai Yani Mae tersebut akan menghadirkan Dewi Gita dan Nita Tilana (dua penyanyi sohor Bandung), Datam, Dinar Indah, Kirana, Cayaluna, Davina, Dede Kodel, Candra, Angga, Dika, Mayang, Riska, Ratu, dan Nadya. Dinar Indah dan Davina selama ini bermukim di Glasgow – Inggris.

Endang menjelaskan pergelaran ini melibatkan kalangan anak-anak sampai orang dewasa, seniman profesional Sunda, mulai dari siswa SD Guruminda Bandung dan beberapa sekolah lainnya, mahasiswa – alumni dan dosen ISBI Bandung.

Dikemukakannya, Jawa Barat memiliki khazanah seni budaya dengan keragaman bentuk seni tradisional, khasnya seni pertunjukan tradisional yang memadukan unsur artistik, estetik, dan etik.

“Seni pertunjukan tradisional memiliki nilai serta keunikan, padu serasi gerak tari, silat, musik, silat, tata busana yang menjadikan ciri khas, serta identitas, gaya dan daya,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Anies Orasi di Kampanye Akbar Partai NasDem di Bandung

Namun, ungkapnya, pertunjukan dalam bentuk karesmen yang memadukan seluruh anasir seni itu, yang melibatkan anak-anak, semakin langka. “Tidak semua sekolah memberikan materi pelajaran seni tradisi daerah,” tegasnya.

Pemahaman tentang Ki Lengser
Sejurus dengan hal itu, tambahnya, “lagu-lagu khusus untuk anak yang menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia pun sudah semakin langka menjadi materi seni pertunjukan.”

Melihat kondisi demikianlah, Endang tergerak melakukan olah daya kreatif seni pertunjukan menyajikan karesmen, sebagai seni pertunjukan variety show dalam bentuk operet.

Endang mengambil tajuk ‘Ki Lengser Ringkang Gumawang’ untuk mendudukkan kembali pemahaman tentang Ki Lengser yang sejak beberapa masa kehilangan makna dan peran sesungguhnya. Hanya menjadi lelucuan, terutama dalam upacara perkawinan.

“Sosok Ki Lengser itu mulia. Ia merupakan penasihat pendamping raja, pengasuh anak-anak raja dengan misi khusus. Melakukan edukasi, memandu manusia ke jalan yang lurus dan benar,” jelasnya.

Endang sudah lama risau dengan pergeseran citra sosok dan fungsi Ki Lengser. Menurutnya, perlu reedukasi sosok ki Lengser yang juga mengemban tugas membimbing etika, nilai, dan norma kebajikan dalam kehidupan. Meski dalam menjalankan tugas dan fungsinya, bisa dan boleh saja tampil jenaka.

BACA JUGA :  Video Lama, Geisz Ungkap Komitmen Anies Baswedan untuk Musik Melayu

Hiburan Edukatif

Di sisi lain, tajuk pertunjukan dipilih sebagai bagian dari upaya kongkret menunjang pemajuan kebudayaan daerah Sunda lebih luas lagi. Karenanya dalam produksi yang dipimpin penari – koreografer Hany Sulistia Ningrum, ini Endang melibatkan musisi dan dosen seni pertunjukan ISBI Bandung Ismet Ruchimat, sebagai penata musik. Penata gending dipercayakan kepada Jaja DM dan penata tari dipercayakan kepada Risa dan Fitri.

Dalam pergelaran multi kreasi (vokal, komposisi musik, narasi, dialog, tari dan silat) ini nada musik pentatonis dan diatonis ditata sedemikian rupa. Musik gamelan dan kacapi multi laras (salendro, pelog, madenda, degung, dan mataraman) berpadu padan dengan musik angklung, arumba, dan band.

Untuk menyajikan karyanya ini, Endang didukung oleh Rumah Kreasi Hapsari, Sanggar Cantika dan Intan Dewangga. Endang juga menghadirkan beberapa lagu karyanya, mulai dari Kanyaah Indung Bapak yang diciptanya ketika masih belia sebagai siswi Kokar (Konservatori Karawitan) Bandung, Dayang Sumbi, sampai Rahmat Cinta, serta lagu anak-anak.

Semua lagu yang disajikan relevan dengan perkembangan situasi masyarakat kini. Menghidupkan kembali kesadaran cinta kepada sesama, orang tua, dan Tuhan. Juga kesadaran untuk hidup konsisten berpegang pada nilai-nilai kebajikan di tengah perubahan zaman.

BACA JUGA :  Konser Black Pink Bubar, Macet Parah di Kawasan GBK

Seluruh rangkaian pertunjukan karesmen ‘Ki Lengser Ringkang Gumawang’ ini dikemas sebagai hiburan yang mendidik (edutainment). Sengaja disajikan pada hari Jum’at, lepas siang hari, supaya dapat dinikmati oleh keluarga. Termasuk wisatawan dari luar kota Bandung. | dit

Komentar