Masyarakat Adat Berharap Burhanuddin Kembali Lagi ke Bombana

TILIK.ID — Masyarakat adat seperti tidak rela Ir H Burhanuddin meninggalkan Kabupaten Bombana. Mereka berharap mantan Kapada Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air Sultra itu kembali ke Bombana.

Tokoh adat dan masyarakat pantas menangisi pergantian Pj Bupati Bombana itu di saat kinerjanya mendapat tempat di hati masyarakat.

Beberapa tokoh masyarakat adat di Mokole Hukaeae—Laeya dan Moronene Poleang-Mokole Patani mengakui sedih ditinggal Ir H Burhanuddin MSi.

Sebab, kata mereka, masyarakat sudah jatuh hati pada kepemimpinan dan perhatian besar Burhanuddin kepada masyarakat adat. Tidak sedikit yang merindukan sosok yang hanya menjabat 15 bulan itu.

Mansyur Lababa, tokoh masyarakat adat Mokole Hukaeae–Laeya, mengatakan masyarakat Bombana, terutama dari Hukaea Laea, sangat mengapresiasi kinerja mantan Pj. Bupati Bombana Burhanuddin. Mereka merindukan sosok seperti dia.

Burhanuddin memberi banyak perubahan pada kabupaten yang dibentuk tanggal 18 Desember 2003 berdasarkan Undang-Undang nomor 29 tahun 2003 yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Buton.

Meskipun hanya diberi kesempatan selama satu tahun tiga bulan, namun di bawah kepemimpinan Burhanuddin, Bombana mulai bersolek dan memperlihatkan wajah kota yang lebih menarik.

BACA JUGA :  Vaksinasi Pfizer di RS Permata Hati Kab. Tangerang

“Kantor Bupati yang dulunya terlihat semrawut, kini berbeda dari sebelumnya. Bahkan di zona alun-alun, mulai nampak tertata baik dan bersih,” kata Mansur Lababa dikutip, Rabu (6/12/2023).

Wajah Kota Berubah

Dia mengatakan, wajah ibukota lebih berbeda, marka dan lampu lalulintas sudah ada sehingga terlihat lebih tertib. Jalan di wilayah hombase arah jalur Poleang dan jalur turun ke Kasipute yang merupakan jalur tiga, yang sangat berbahaya juga sudah dibenah oleh Burhanuddin.

Di Kecamatan Kepulaun Kabaena, masyarakatnya mulai merasakan pembangunan jalan yang sangat baik. Hal itu terlihat saat penyelenggaraan Festival Tangkeno, dimana sebelumnya untuk mencapai tempat tersebut, tanjakannya cukup terjal dan mendaki. Jalannya berlubang dan belum di aspal.

“Namun, kehadiran Burhanuddin selama satu tahun, memberikan perubahan, sehingga masyarakat benar-benar merasakan kepemimpinan Pak Burhanuddin,” kata Mansur lagi.

Burhanuddin mampu menjawab kebutuhan warga dan pengunjung di desa Tangkeno yang juga di juluki negeri di atas awan itu.

Tidak hanya itu, lanjut Lababa, lampu penerangnya yang dulunya hanya menyala dalam 12 jam, sekarang sudah bisa dinikmati selama 24 jam oleh masyarakat.

BACA JUGA :  Selama Kabupaten Bombana Berdiri, Hanya Bupati Ini Kunjungi Desa Lengora Pantai

“Jadi banyak sekali masyarakat khususnya Kepulauan Kabaena yang menangisi pergantian kepemimpinan pak Burhanuddin,” kata Mansur.

Mansur lebih jauh mengungkapkan, ada orang orang tua di wilayah itu yang sejak berdirinya Kabupaten Bombana, sama sekali belum pernah menyaksikan langsung wajah pemimpin Bombana selama ini. Burhanuddin lah yang betul-betul bertemu langsung untuk berinteraksi dengan masyarakat di daerah pelosok-pelosok.

Mansur mencurahkan, sejak dirinya menjadi Ketua Masyarakat adat Hukaea–Laea, belum pernah mendapatkan perhatian khusus dari pemimpin-pemimpin sebelumnya. Padahal, kampung Hukaea–Laiea adalah salah satu komunitas adat yang ada di Sulawesi Tenggara.

Bantu Masyarakat Adat 

Namun kehadiran Pj Bupati Bombana Burhanuddin, dengan sikap yang ramah dan baik mau menyapa warga di pelosok pesisir kepulaun secara langsung.

“Sebagai Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kabupaten Bombana, yang juga sebagai Ketua Adat di kampung Hukaea–Laea, saya merasakan betul 10 tahun kepemimpinan bupati sebelumnya tidak mengakui keberadaan masyarakat Hukaea–Laiea,” ujarnya.

Dikatakan, meski pemimpin lama mau mengesahkan lembaga adat dalam bentuk Perbub, namun pengesahan tersebut sebagai konvensasi untuk mendukung salah satu perusahaan tambang.

BACA JUGA :  Pj Bupati Bombana Berkomitmen Kuat Bangun Infrastruktur di Pulau Kabaena

“Lain dengan pak Burhanuddin, ia bisa menetapkan wilayah hutan adat kami tanpa syarat apapun,” ujarnya.

Kinerja Burhanuddin juga terlihat di wilayah Poleang. Tokoh masyarakat adat lainnya baik kerajaan Moronene, Rumbia maupun Poleang Kabaena mendapat perhatian besar darinya.

“Berakhirnya masa jabatan beliau, menyimpan kesedihan mendalam bagi kami yang berada di masyarakat adat,” tutur Mansur.

Namun yang paling kami rasakan selama ini, belum pernah ada pemimpin Bombana yang seramah Burhanuddin kepada masyarakat adat.

“Itu saya rasakan sekali. Beliau betul-betul bertemu langsung dengan masyarakat Bombana sampai pelosok-pelosok,” ujar Mansur.

Kepergian Burhanuddin membuat masyarakat kehilangan pemimpin yang didambakan masyarakat. Mansur pun berdoa semoga Burhanuddin bisa kembali ke Bombana.

“Mudah-mudahan beliau dimudahkan segalanya, dan kami menunggu beliau kembali ke daerah kami,” tutur Mansur Lababa. | lis

Komentar