Tifatul, Rachland Nashidik, Fadli Zon, dan Netizen Kecam Pernyataan Luhut

TILIK.id, Jakarta — Menteri Perhubungan ad interin Luhub Binsar Panjaitan menggelar jumpa pers secara online, Selasa kemarin (14/4/2020). Luhut menyinggung terkait corona, dan termasuk jumlah korban meninggal.

Luhut menyebut korban meninggal akibat Covid-19 tidak sampai 500 orang dari jumlah penduduk Indonesia yang 270 juta orang itu.

“Buat saya juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah yang meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu kita angkanya nggak sampai 500 padahal penduduk kita ini kan 270 juta, infected 4 ribuan lebih katakan kali sepuluh jadi 50 ribu,” kata Luhut dalam jump pers itu.

Pernyataan Luhut ini langsung mengundang reaksi keras yang disampaikan di berbagai platform linimassa, termasuk politisi PKS Tifatul Sembiring dan politisi Demokrat Rachland Nashidik.

Tifatul minta Luhut tidak melihat jumlah meninggal gara-gara virus corona hanya dari sisi statistik. Dia mengatakan ini bukan sekadar bisnis.

“Tapi ini kan nyawa manusia, bang. Manusia Indonesia. Abang nggak bisa lihat dari sisi statistiknya saja. Ini bukan bisnis bang…” cuit Tifatul melalui akun Twitter miliknya, @tifsembiring.
Rachland Nashidik juga memberi reaksi negatif ke Luhut. Bahwa semua itu hanya statistik. Beda dengan psikolog.

BACA JUGA :  Telat Lockdown, Apakah Indonesia Akan Seperti Itali?

“Statistik, Bung. Ini semua cuma statistik. Perasaan, empati, itu urusan psikolog — bukan pemerintah,” cuit Rachland melalui akun Twitter miliknya, @RachlanNashidik.

Berbeda dengan Tifatul dan Rachland yang mengkritik, sebaliknya mantan politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul justru membela Luhut atas pernyataannya tersebut.

Namun anggota DPR Fadli Zon ikut mengomentari Luhut. Dia mengarakan harusnya Luhut minta maaf. 

“Harusnya Luhut Minta Maaf soal Sebut Korban Meninggal Corona Masih Rendah,” tulis Fadli di akun twitternya dengan melampirkan link berita di akunnya. 

Luhut pada jumpa pers itu menyebutkan bahwa jumlah yang meninggal di Indonesia Covid-19 lebih kecil dibandingkan dengan kasus serupa di Amerika.

“Di AS, yang meninggal 22.000. Okelah kita mungkin kurang testing kit-nya. Sekarang pengkajian ini banyak uncertainty di tiap negara pun enggak ngerti. Kita harus cermat dan tidak grusa grusu,” jelasnya.

Sayangnya Manhub Ad Interin yang juga Menko Kemaritiman dan Investasi itu tidak melihat rasio kedua negara. Padahal rasio kematian Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika.

BACA JUGA :  BKN Ciptakan Ancaman Besar bagi Bangsa Indonesia

Rasio kematian di Indonesia mencapai 9,48 persen, sedangkan Amerika 8,03 persen. Begitu juga rasio pasien sembuh di Amerika lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia, yakni 12,55 persen berbanding 8,8 persen.

Pernyataan Luhut itu pun terus dicerca do twitter. Tagar #Luhut pun menjadi trending topic dalam beberapa jam terakhir.

“You compared the numbers of victim? those people who death you couldn’t compared them with other countries in other to makes you looks right. Indeed, we have to look on intention of your statement. But, still sounds lack of moral and empathy! Shame on you, Sir Luhut. Hft,” tulis akun @Bashara_Qist.

Ssmentara akun @GusUmarHsb tak kalah geramnya pada Luhut:

“masalah kematian dia anggap hanya mslh angka. Sungguh keterlaluan. Mungkin dia belum merasakan gimana sakitnya kehilangan anggota keluarga krn covid19,” cuitnya. (lms)

Komentar