Oleh: Tarmidzi Yusuf
(Pegiat Dakwah dan Sosial)
HIRUK pikuk jelang Pilpres 2019 dibawa-bawa kembali. Yang disoal adalah wawancara Anies Baswedan dengan Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa di Trans 7 tahun 2018 silam.
”Saya tidak pernah ditawari menjadi capres dari Pak Prabowo. Namun, betul jika tawaran dari yang lain ada. Saya menegaskan, saya tidak ingin menjadi orang yang mengkhianati Pak Prabowo, jika memang beliau masih maju jadi capres,” terang Anies Baswedan seperti dikutip dari Narasi TV.
Yang dipersoalkan adalah kata-kata Anies Baswedan, ”Saya menegaskan, saya tidak ingin menjadi orang yang mengkhianati Pak Prabowo, jika memang beliau masih maju jadi capres.”
Beberapa pihak terutama pendukung Prabowo Subianto menafsirkan kata-kata:
”…. Saya tidak ingin menjadi orang yang mengkhianati Pak Prabowo, jika memang beliau masih maju jadi capres.”
Tidak hanya berlaku untuk Pilpres 2019 saja melainkan berlaku pula untuk Pilpres 2024. Karena tidak secara spesifik Anies Baswedan menyebutkan tahun Pilpres.
Itu alasannya mereka menyebut Anies Baswedan ‘berkhianat’ bila nyapres tahun 2024. Kejamnya dikau! Konstitusi saja memperbolehkan Anies Baswedan nyapres. Secara etika moralpun janji Anies Baswedan sudah ditepati. Tidak nyapres tahun 2019.
Statement Anies Baswedan tersebut menurut pendukung Prabowo Subianto juga berlaku untuk Pilpres tahun 2024. Sepanjang Prabowo Subianto nyapres, sepanjang itu pula Anies Baswedan tidak akan nyapres. Begitu kira-kira dalam sebuah tulisan yang ditulis panjang lebar oleh seorang aktivis demokrasi.
Sementara banyak pihak menafsirkan statement Anies Baswedan tersebut berlaku untuk Pilpres 2019. Konteks dan waktu Anies Baswedan mengucapkan statement tersebut berkaitan dengan Peluang Anies Baswedan nyapres tahun 2019. Tahun wawancara pun 2018. Konteksnya pastilah Pilpres 2019. Tidak ada korelasi sama sekali dengan Pilpres 2024 walaupun Anies Baswedan mengucapkan, ”….jika memang beliau masih maju jadi capres.”
Ramainya video dan narasi “Anies tidak akan khianati Prabowo,” mengundang tanda tanya. Apakah ada kekhawatiran dari pendukung Prabowo Subianto terhadap Anies Baswedan atau Gerindra mulai panik? Entahlah. Yang jelas beberapa sumber mengungkapkan Gerindra sedang panik. Contohnya adalah pencopotan Muhammad Taufik sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta hanya gara-gara mendoakan Anies Baswedan jadi Presiden.
Kans Anies Baswedan menang Pilpres 2024 membuat Gerindra ketar-ketir. Irama jantung Gerindra berdetak keras. Apalagi banyak pendukung Prabowo Subianto dan kader Gerindra diam-diam mendukung Anies Baswedan nyapres dan menang Pilpres 2024 sehingga Anies Baswedan dianggap ancaman bagi Prabowo Subianto.
Wallahua’lam bish-shawab
Bandung, 10 Syawal 1443/11 Mei 2022
Komentar