Dari Yogja Menuju Indonesia


Oleh: Isa Ansori
(Kolumnis)

SUATU saat terjadi bahwa pemerintah penjajah Belanda tetap tidak mengakui kemerdekaan Indonesia, maka dalam rangka mengembalikan kedaulatan itu, angkatan perang RI melaksanakan serangan umum 1 Maret 1949.

Sehingga serangan Umum ini adalah salah satu upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia setelah Belanda melancarkan aksi militernya. Selain itu, latar belakang Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah klaim Belanda bahwa pemerintah RI dan TNI tidak ada lagi serta resolusi DK PBB yang ditolak Belanda.

Yogjakarta lagi-lagi menjadi saksi sebuah peristiwa, ketika kemerdekaan Indonesia dikotori oleh nafsu serakah penjajah yang memecah belah demi ambisi kekuasaan belaka, para pejuang Indonesia mampu merebutnya kembali.

Tidak terlalu salah kalau peristiwa kedatangan Anies di masjid kampus UGM yang dielu-elukan oleh masyarakat dan diteriaki presiden merupakan sebuah pengulangan sejarah.

Suasana perasaan berbangsa yang terpecah belah antar warga masyarakat, akibat perilaku kekuasaan serakah yang ingin terus menjarah. Penguasa tak ubahnya seperti penjajah, seharusnya merawat persatuan dan kesatuan justru memecah belah.

BACA JUGA :  Marhaban Ya Ramadhan

Kesejahteraan yang menjadi tugasnya, kinipun dikhianatinya. Rakyat dibikin susah dan sengsara. Kebutuhan pokok dibuat tidak ada, kalau ada maka harganyapun tak terjangkau, rakyat yang mengantarkan mereka pada tampuk kekuasaan, tega mereka khianati dan jarah.

Penguasa tak punya rasa malu dan etika, betapa tidak ketika rakyat meminta harga-harga diturunkan, tapi dijawab dengan kerakusan perpanjangan masa jabatan presiden dan upaya melakukan pemunduran pemilu.

Perilaku penguasa yang tak berempati pada kesulitan rakyat semakin menjadi-jadi. Dengan segala cara istana mempermainkan perasaan rakyat dengan perilaku-perilaku moral yang tak layak.

Di tengah suasana kebangsaan yang terpecah belah inilah, Tuhan menganugrahkan Anies sebagai sosok yang bisa diharapkan untuk mengembalikan kemerdekaan Indonesia.

Anies dengan segala komitmen dan ketegasan tentang Indonesia didapuk datang ke Yogja, ternyata sambutannya luar biasa.

Ada harapan besar rakyat Indonesia, hanya melalui Anies, problem penyelesaian persoalan bangsa bisa diselesaikan.

Teriakan Anies presiden adalah situasi yang tidak direkayasa, datang dari lubuk hati rakyat yang jengah.

Yogjakarta menjadi monumen kebangkitan Indonesia, di tengah momen-momen perlawanan rakyat. Mahasiswa, buruh, dan rakyat jelata saat ini sedang bergerak melakukan perlawanan terhadap rezim serakah, bahkan seruan 11 April 2022, BEM seluruh Indonesia agar mahasiswa dan rakyat bergabung untuk melakukan aksi menuju istana. Tuntutannya menolak presiden Jokowi tiga periode.

BACA JUGA :  Dari Surabaya Untuk Indonesia, Deklarasi Keluarga Besar Alumni ITS Pro Perubahan

Anies sejatinya bisa menjadi jalan tengah. Rakyat yang sudah mulai marah, tak akan bisa dibendung lagi, dibutuhkan upaya tanpa pertumpahan darah untuk menghentikannya.

Hari ini mahasiswa seluruh Indonesia sudah melakukan konsolidasi perlawanan, Surabaya mulai bergerak, dengan tajuk undangan terbuka konsolidasi akbar aliansi BEM Surabaya, mengajak seluruh elemen Surabaya tanpa terkecuali menyerukan saatnya Surabaya bergerak.

Tuntutan mahasiswa Surabaya tak ubahnya tuntutan-tuntutan yang diajukan oleh gerakan mahasiswa lain di seluruh Indonesia.

Mereka menuntut menolak wacana penundaan pemilu, batalkan mega proyek pembangunan IKN, turunkan harga BBM dan sembako, tolak kenaikan PPN dan penyelesaian konflik agraria di seluruh Indonesia.

Ada harapan besar rakyat Indonesia yang disematkan di pundak Anies, semoga saja Anies mampu menggenggamnya sebagai sebuah amanah yang dituntaskan.

Yakinlah Anies akan bisa lakukan, karena di Jakarta Anies sudah buktikan, kini saatnya Anies tunaikan untuk rakyat Indonesia.

Semoga saja dari kampus UGM, Kampus Perjuangan, Yogjakarta, akan menjadi saksi Anies menuju Indonesia satu.

Surabaya, 10 April 2022

BACA JUGA :  Gurindam Cinta Anies Baswedan pada Mereka yang Terpinggirkan

Komentar