Umbar Kebencian dan Permusuhan, Tokoh Pendukung Jokowi Kecam Giring

TILIK.ID — Pidato Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha yang menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pembohong dan pernah dipecat Jolowi mendapat kecaman. Di antaranya datang dari tokoh pendukung Jokowi, Ali Mujahidin.

Ali yang juga Ketua Umum PB Al Khairiyah ini bereaksi keras dan menilai Pucuk Pimpinan PSI itu sangat tendensius terhadap Anies Baswedan.

Menurutnya, orasi yang disampaikan Giring sama sekali tidak mencerminkan harmoni jiwa kepemimpinan, jiwa kenegarawanan dan jiwa kebangsaan yang idealnya melekat pada seorang politisi, terlebih sebagai pimpinan parpol yang seharusnya adalah negarawan.

“Orasi Giring PSI terkesan sebagai bentuk pernyataan politik yang belum dewasa, tidak mencerminkan etika politik yang berbudi luhur dan hanya bagaikan orang yang sedang belajar orasi politik di atas panggung,” kata Ali Mujahidin yang dikutip dari NEWSmedia, Rabu (29/12/2021).

Sebagai politisi baru, Giring Ganesha Djumaryo disarankan untuk lebih mengekspresikan jati dirinya sebagai generasi calon pemimpin masa depan bangsa yang idealis.

“Bukan mengumbar kebencian dan memicu permusuhan,” ucap Ali Mujahidin, yang merupakan cucu Pahlawan Nasional, Brigjend. KH Syam’un.

BACA JUGA :  Sasaran PSI Bukan Anies, Tapi Konstituen PDIP

Ali Mujahidin menilai pernyataan Giring justru terkesan sebagai bentuk penghinaan kepada Anies Baswedan yang notabene sebagai tokoh potensial untuk dipilih bangsa Indonesia sebagai Presiden di masa yang akan datang.

“Tentu sikap Giring yang terkesan arogan dan cari muka itu sangat menguntungkan Anies Baswedan. Lagipula kalau boleh jujur, Giring menyerang Anies itu ya tidak apple to apple lah, ga imbang,” ujar tokoh yang biasa disapa Haji Mumu ini.

Giring, kata Ali, sebaiknya, berhitung bahwa dari setiap kalimat yang dilontarkan berdampak pada penilaian dan sikap orang lain, baik Anies Baswedan sendiri, keluarganya, sahabat pendukungnya serta masyarakat pada umumnya.

Mumu juga mengingatkan Giring bahwa di dalam politik itu salah satu yang harus dilakukan adalah bagaimana menggalang dukungan, bukan menuai permusuhan dan kebencian.

“Jadilah politisi yang berkepribadian, berbudi pekerti yang luhur, kemudian jangan menjadi politisi yang takabur,” ucapnya.

Mumu juga menilai sikap Giring tersebut tak lain hanya karena ingin eksis, mencari perhatian dan ingin dipuji Jokowi yang ada di depannya saat berorasi.

BACA JUGA :  Din-Rachmat dan Sinergi Muhammadiyah-NU di KAMI

“Tapi menurut kami justru itu blunder, karena Pak Jokowi adalah Presiden yang memberikan keteladanan mencintai persatuan dan kekeluargaan sebagai mana contoh yang diberikan oleh Pak Jokowi saat merangkul lawan-lawan politiknya,” kata Mumu.

“Mau eksis dan dipuji ya boleh-boleh saja, tapi tanpa harus menjelekkan orang lain. Berbeda pandangan boleh, tapi menghina dan menjatuhkan orang lain agar dirinya eksis ya tidak baik itu,” sambungnya.

Kemudian menurut Mumu, apabila Giring bertujuan mengajak anak-anak muda untuk membenci Anies Baswedan, dipastikan upaya itu tidak berpengaruh.

Ali Mujahidin yakin anak muda juga tidak suka cara negatif itu karena anak muda Indonesia justru lebih cenderung ingin mencontoh politisi yang berjiwa satria sebagai negarawan, bermoral, berpendidikan, berprestasi.

“Kami yakin justru yang disukai anak muda itu melekat pada diri Anies Baswedan yang latar belakang kepemimpinan dan pendidikannya jelas. Bukan sekedar sebagai figur piblik musisi yang dari dunia hiburan kemudian aji mumpung memanfaatkan popularitasnya terjun ke dunia politik dan berulah membuat kegaduhan,” tuturnya. (lmd)

BACA JUGA :  Anies: Ancang-Ancang Keliling Indonesia

Komentar