TILIK.id, Jakarta — Penyebaran virus corona di Indoneska berlangsung cepat. Korban meninggal terus bertambah, termasuk dokter, perawat, bahkan guru besar. Kondisi ini membawa kecemasan, termasuk seorang dokter yang juga dosen.
dr. Nyityasmono Tri Nugroho, SpB, PhD yang mengalami beratnya penanganan Covid-19 akhirnya membuat surat terbuka kepada kita semua. Seperti apa suratnya, berikut tulisannya:
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Teman-teman dan saudara saya setanah air. Perkenalkan nama saya dr. Yasmon, saya adalah praktisi kesehatan yang peduli terhadap perkembangan Covid-19 di Indonesia. Saya memohon dengan sangat agar yang membaca pesan saya ini agar tinggal di rumah setidaknya sampai akhir April, jangan lgi ada arisan, jangan lagi ada makan bersama dengan keluarga di restoran, jangan lagi ada ibadah bersama-sama, jangan lagi ada kumpul-kumpul, apalagi ngemall atau nonton bioskop.
Ini semua adalah untuk memberikan waktu si coronavirus untuk menemukan pola transmisi normal, agar tidak terjadi angka infeksi yang meningkat signifikan pada satu waktu bersama, agar sistem kesehatan di Indonesia bisa membantu kalian semua saudaraku se-Tanah Air dengan lebih baik. Agar terjadi „flattening the curve“ di angka infeksi Covid-19 ini.
Kami para dokter dan perawat di Indonesia sudah kewalahan, banyak yang meninggal, kenapa? Kalian semua gak mau tinggal di rumah, kalian merasa sehat tapi kalian menularkan ke orang lain.
Sistem lockdown belum dijalankan sempurna, sistem pelacakan ODP dan PDP belum jalan sempurna, saya harap Pemerintah, Militer dan Polisi bekerja sama, kalau perlu denda orang-orang yang bandel keluar rumah tanpa urusan jelas. Kalau perlu keluarkan Singa dan Harimau dari Taman Safari di jalanan agar pada diam di rumah. Tolong, tolong sekali.
Teman seangkatan saya sudah meninggal dunia, tolong hargai kami para dokter. Stay at home!!!
Bantu edukasi yang benar, suarakan suara kalian kepada Pemerintah untuk kebijakan lockdown yang benar, penerbangan ditunda, dsb. Saya tahu semuanya akan bikin ekonomi hancur, tapi bagaimana lagi. Mari belajar dari Italia, yang terlambat menangani, sehingga semuanya terlambat. Belajarlah dari Korea Selatan dan Singapore.
Tolong ya, bantu kami para dokter dan praktisi kesehatan.
Terima kasih.
Silakan disebarkan seluas-luasnya.
Hormat saya,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
dr. Nyityasmono Tri Nugroho, SpB, PhD (cand)
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
(lna)
Komentar