TILIK.ID — Calon Bupati Bombana Ir H Burhanuddin MSi menegaskan percuma membangun jembatan Masaloka dengan biaya ratusan miliar namun yang menikmati hanya 1-2 orang. Yang paling rasional dilakukan adalah memodifikasi LCT menjadi penghubung daratan Mataoleo ke Pulau Masaloka.
Hal itu diungkapkan Burhanuddin dalam kampanye dialogis dengan ratusan warga Pulau Masaloka Kabupaten Bombana, Sabtu (9/11/2024). Langkah itu pun diapresiasi warga dengan memberikan aplaus.
Pulau Masaloka adalah salah satu pulau yang menjadi wilayah Kecamatan Masaloka Raya. Transportasi ke pulau tersebut hanya menggunakan ojek perahu bermotor. Karenanya masyarakat sangat mengharapkan ada jembatan yang bisa menyeberangkan kendaraan roda empat.
Namun harapan masyarakat itu bisa diwujudkan jika Burhanuddin memegang kekuasaan sebagai Bupati Bombana kalau saja terpilih pada Pilkada 27 November mendatang.
Burhanuddin dalam janjinya memprioritaskan sarana penghubung daratan Mataoleo dengan Pulau Masaloka. Janji itu akan direalisasikannya segera karena jembatan Pulau Masaloka menjadi salah satu prioritas pembangunan infrastrukturnya.
Salah satu langkahnya adalah membuat penyebarangan kendaraan roda empat dengan menggunakan tongkang atau LCT. Tongkang ini bisa dimodifikasi menjadi sarana penyeberangan.
“Insya Allah yang kami bisa laksanakan kalau kita buat penyeberangan menggunakan LCT atau menggunakan tongkang. Biasanya tongkang itu dimodifikasi menjadi satu LCT,” kata Burhanuddin dalam kampanyenya.
Menurut Burhanuddin jika membangun jembatan butuh waktu lama. Biaya nya pun tidak sebesar jika membangun jembatan. Karenanya yang terdekat bisa dilakukan adalah dengan memodifikasi LCT menjadi penyeberangan.
“Kalau saya sampaikan mau bangun jembatan dalam waktu cepat itu mimpi. Dan insya Allah dalam 5 tahun ini tidak terlalu lama saya akan membuat perencanaan itu,” katanya.
Dengan langkah ini, kata mantan pj bupati di tiga kabupaten berbeda di Sultra tersebut, Mataoleo-Masaloka sudah bisa menyeberangkan kendaraan hanya dalam 5 sampai 10 menit.
Untuk diingat, jarak daratan Mataoleo dengan Pulau Masaloka hanya sejauh 100 meter lebih, sehingga janji Burhanuddin bisa dengan mudah direalisasikan.
“Ini mudah saudaraku dan tidak membutuhkan biaya yang besar dibanding hari ini kalau saya sampaikan mau bangun jembatan. Itu mimpi,” ujarnya.
Soal jembatan permanen, menurut Burhanuddin, perencananaanya jangka panjang menyesuaikan perekonomian masyarakat lokal. Namun dia tetap berjanji akan merencanakan bangun jembatan dalam 5 tahun.
“Jadi jangan mimpi ada jembatan yang kita bangun harus dengan ratusan miliar lalu kemudian hanya digunakan untuk 1-2 orang,” ujarnya.
Dikatakan, jika masyarakat sudah mampu beli mobil berarti perekonomian di pulau ini sudah bisa dikatakan baik. Ekonomi maju jika industri kecil tumbuh dengan baik.
Untuk membangun industri, arus barang dan jasa jangan sampai tertinggal atau bolak balik hanya Kasipute-Mataoleo saja. Karena itu barang dan kebutuhan industri mecil harus lancar dengan LCT penghubung itu. |••
Komentar