TILIK.ID — Kampanye pamungkas paslon presiden-wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) digelar dengan tajuk Kumpul Akbar di Jakarta International Stadium, Sabtu 10 Februari 2024.
Dalam kampanye itu, massa pendukung Anies-Gus Imin membeludak hingga kapasitas stadion tak bisa menampung luapan massa dari seluruh Indonesia, terutama dari Jabodetabek.
Meski kapasitas seat JIS hanya 82 ribu, namun massa pendukung yang datang tembus jutaan orang. Jumat malam pendukung sudah memadati luar stadion. Subuh puluhan ribu massa makin banyak yang datang.
Hujan tak menyurutkan mereka yang dianggap sebagai pejuang perubahan. Paginya, massa dari wilayah Jabodetabek baru merangsek masuk. Banyak tak bisa masuk karena kapasitas sudah penuh, termasuk di lapangan rumput yang sudah dilapiai grass cover.
Di sekitar JIS, jalanan sudah tertutup massa. Lautan manusia bagai ribuan buih berarak mendekati stadion mewah dan megah itu. Tamu-tamu VIP pun tak bisa lagi menerobos jalan, karena sudah tertutup manusia.
Anies Baswedan harus pula terhambat oleh banyaknya manusian dan pendukung yang ingin bersalaman. Jusuf Kalla dan istri terpaksa jalan kaki sepanjang 3 km untuk sampai ke pintu JIS.
Banyaknya manusia dengan kendaadan pribadi harus pula berjalan hingga 2-3 km dari tempat kendaraannya tak bisa bergerak lagi.
Namun begitu, massa pendukung Anies-Gus Imin itu hadir dengan riang gembira. Mereka tidak mengeluh, hujan dan panas dihadapi dengan gembira. Mereka umumnya datang dengan berkelompok, berombongan. Mereka juga sambil meneriakkan yel yel dan nyanyian penyemangat untuk Anies presiden.
Anies Baswedan baru sempat berorasi pada sekitar pukul 10:WIB. Dia menyapa hadirin dengan memperkanalkan JIS sebagai stadion yang merupakan mahakarya 100 persen manusia Indonesia.
“Selamat datang di Jakarta International Stadium,” kata Anies dengan suara lantang.
“Tempat ini dipilih.. Tempat ini dipilih karena ini adalah maha karya yang dibangun oleh 100 persen keringat orang-orang Indonesia. Yang dilahirkan oleh ibu ibu Indonesia, yang dididik oleh pendidikan Indonesia, dan menghasilkan mahakarya yang mempesona dunia.”
Gemuruh stadion membahana setelah Anies menyebut kita berkumpul di sini karena perubahan. Hadirin berkumpul di sini karena ihlas tanpa bayaran, tanpa iming-iming untuk berjuang demi perubahan.
Mengapa harus perubahan? Anies mengatakan saat ini kita merasakan ada ketidakadilan, ada ketimpangan. Karena itu ketidakadilan dan ketimpangan adalah tanggung jawab kita untuk menghentikannya dengan melakukan perubahan.|••
Komentar