Rektor UMI Disomasi Gegara Ikut Cawe-Cawe di Munaslub Ikatan Alumni

TILIK.ID — Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Prof Dr Basri Modong SE, MS mendapat sorotan dari sejumlah alumni perguruan tinggi swasta terbesar di Indonesia Timur itu. Tak hanya disorot, dia juga segera disomasi oleh tiga pengacara yang ditunjuk.

Rektor disorot karena ikut cawe-cawe dalam pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Ikatan Alumni UMI (IKA UMI) beberapa waktu lalu.

Basri Modding dianggap ikut campur, mulai dari penunjukan Ketua Pantiia, mekanisme kepesertaan Munaslub, sampai pada rekayasa penentuan Ketua Umum. Bahkan Prof Basri Modding sendiri yang menjadi Ketua Formatur.

Selain itu, kehadiran aparat kepolisian yang berpakaian lengkap menjaga Munaslub menjadi tanda tanya besar. Munaslub yang telah direkayasa itu telah melibatkan polisi di dalam kampus.

Tak hanya itu, berbagai sorotan yang dialamatkan kepada pimpinan kampus Islam tersebut, seperti tidak mencerminkan kepemimpinan Islam. Rencana hanya Munas diubah menjadi Munaslub.

Peserta utusan dari IKA wilayah dan daerah banyak yang tidak diizinkan masuk. Begitu juga dalam proses persidangan tidak ada pleno, tidak ada pembahasan tata tertib, dan bahkan penunjukan formatur hanya lahir berdasarkan penunjukan.

BACA JUGA :  Megawati soal Capres PDIP: Urusan Gue

Semua sorotan terhadap proses Munaslub dan Rektor UMI ini diungkapkan oleh salah seoeang alumni UMI Ir Andi Tobo Haeruddin melalui jumpa pers di Makassar, Sabtu (27/5/2023).

Andi Tobo Haeruddin yang berstatus presidium Forum Komunikasi Alumni Lintas Fakultas itu mengatakan, pihaknya telah menunjuk tiga pengacara Makassar untuk mewakili kepentingannya meluruskan hasil Munaslub IKA UMI tersebut.

Penunjukan kuasa hukum kepada tiga pengacara itu dibuat oleh Ir Muhammad Adam, MT sebagai Koordinator IKA UMI Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Adam menguasakan kepada tiga pengacara, yakni H Syamsuddin Sampara SH, Muhaammad Fajri SH, dan Syamsul Alam SH. Surat Kuasa diteken pada 26 Mei 2023.

Presidium Forum Komunikasi Alumni Lintas Fakultas Ir Andi Tobo Haeruddin dalam jumpa pers membeberkan proses Munaslub yang janggal. Salah satunya pelaksanaan Munaslub yang sangat jsnggal, dan keterlibatan Rektor ikut cawe-cawe dalam proses Munaslub.

“Dalam pandangan kami, dalam konteks organisasi, proses pelaksanaan Munaslub dan hasilnya, tidak sesuai apa yang kami pahami dalam konteks organisasi,” kata A Tobo Haeruddin dalam jumpa pers, Sabtu (27/5/2023).

BACA JUGA :  Untuk Jegal Anies, Kini Giliran Golkar Mau Diambil Paksa

Menurut Andi Tobo, mulai dari proses pengadaan mandat dan persiapan yang janggal. Seperti, persiapan Munas yang dilakukan hanya kurang lebih tiga hari.

Seharusnya, kata dia, sebagai organisasi yang bertaraf nasional, Munas IKA UMI tidak sepantasnya hanya tiga hari.
Hal ini terkesan kurang bagus di mata publik.

“Yang kedua proses pemandatan pada delegasi pada setiap utusan tidak sesuai mekanisme organisasi yang ada. Seperti Penunjukan Wakil Rektor (WR) 1 sebagai ketua panitia, bukan WR 3,” ujarnya.

Andi Tobo juga menyoroti peserta yang dibatasi. Tidak lagi berdasarkan mandat pengurus tapi keinginan panitia. Andi Tobo pun sempat dicegat tidak bisa masuk arena Munaslub.

Seharusnya diberi kesempatan seluas-luasnya kepada alumni untuk hadir karena ini adalah momentum yang sangat strategis untuk membicarakan murwah IKA UMI setelah 23 tahun vakum.

“Tapi ternyata hanya dibatasi lima orang ditunjuk bahkan lewat bisik-bisik untuk menentukan siapa sebenarnya yang menjadi delegasi itu. Makanya kebanyakan yang ikut dari karyawan UMI. Ini yang memang ada di kampus,” ucap Andi Tobo.

BACA JUGA :  DKI Terima 100 Ribu Rapid Test Kit dan 50 Ribu Masker, Anies: Terima Kasih

Menurut Andi Tobo, sebagai organisasi yang besar, tapi untuk selevel Munas itu tidak dilakukan pembahasan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART), Tatib.

“Jantung sebuah proses itu AD. Dari sinilah kita bahas lewat pleno, komisi. Apakah itu program kerja, rekomendasi, atau kriteria calon. Itu dibawa ke komisi kemudian dibawa ke pleno. Itu tidak ada dalam proses itu. Tatib, sama sekali tidak dibahas, tiba-tiba disepakati semacam formatur, yang ternyata diketuai oleh rektor,” tuturnya.

Andi Tobo mengungkapkan, sepantasnya Rektor UMI ini tidak mendegradasi dirinya sebagai tim formatur. Harusnya tampil sebagai pengayom semua klaster yang ada di UMI.

“Tapi dia justru jadi tim formatur yang konon katanya mengatur jalannya pemilihan ini. Ini yang kami sesali sebagai alumni. Hari ini kami beri somasi kepada Rektor. Yang kami somasi adalah prosesnya itu. Proses dari perjalanan Munaslub IKA UMI ini,” ungkapnya. (bes)

Komentar