TILIK.ID — Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad, menanggapi pernyataan Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni, yang menyebutkan bahwa Indonesia sebenarnya tidak begitu banyak membantu Palestina terlepas dari sikap vokal RI selama ini.
Karni dalam wawancara daring bersama CNN Indonesia yang ditayangkan beberapa waktu lalu itu, menurut Sarbini, adalah upaya Israel menjebak Indonesia.
Sagi Karni dalam video wawancara bertajuk “Israel Beberkan Alasan RI Tak Bisa Bantu Palestina Terlalu Jauh”, adalah penuh kebohongan dan melecehkan Indonesia.
“Sebagai NGO yang sudah berpengalaman di Palestina, pernyataan Dubes Israel ini tidaklah asing dan merupakan jebakan untuk Indonesia,” tutur Sarbini dalam siaran tertulisnya yang diterima Tilik, Rabu (3/5/2023).
“Bahasa terangnya, kalau Indonesia mau berkontribusi lebih kepada Palestina maka bukalah hubungan diplomatik dengan Israel agar Indonesia bisa menjadi juru damai yang baik,” ujarnya.
Menurutnya, narasi serupa juga digaungkan sebagian elite Indonesia.
Lebih lanjut Sarbini mengungkapkan bahwa pernyataan Sagi Karni adalah narasi yang melecehkan Indonesia.
“Dalam wawancara tersebut, Sagi Karni secara khusus menyampaikan bahwa Indonesia tidak punya peran yang signifikan dalalam membantu Palestina dibandingkan dengan negara Arab. Ini narasi yang melecehkan Indonesia, seakan apa yang di lakukan Indonesia terhadap Palestina tak dianggap oleh Israel. Jelas bahwa kita membantu Palestina bukan untuk mendapat apresiasi dari Israel. Tak penting bagi kita dianggap kecil kontribusi dibanding negara Arab,” kata Sarbini.
Menurutnya pernyataan Duta Besar Israel tersebut juga membalikkan fakta dan menyebarkan narasi bohong. Apa yang diberikan Indonesia tidak sekecil apa yang dikatakan Israel.
“Kalau kita tanya ke pemerintah atau rakyat Palestina tentang kontribusi Indonesia terhadap Palestina, pasti jawabannya bertolak belakang dari apa yang dikatakan Sagi Karni,” ujar Sarbini.
Ia mengemukakan bahwa kontribusi Indonesia baik bidang ekonomi, politik dan diplomasi adalah sesuatu yang tak bisa dihitung dengan materi. Belum lagi pembelaaan rakyat Indonesia terhadap Palestina sangat nyata, contoh penolakan Timnas U-20 Israel yang akan berlaga di Indonesia, terjadi resistensi yang bergelombang dari lapisan bawah sampai dengan elite politik.
Bagi Indonesia, lanjut Sarbini, yang penting bukan retorika yang berputar-putar duluan ayam atau telur. Yang utama bagi Indonesia adalah solusi dua negara, Israel akui Palestina sebagai sebuah entitas negara dengan Jerusalem timur ibukotanya.
“Tanpa kejelasan dan kepastian sikap Israel terhadap Palestina, Indonesia akan konsisten tidak akan membuka komukasi politik dan hubungan diplomatik dengan Israel,” tegas Sarbini. (lis)
Komentar