Masihkah HMI Diperlukan?


By Nasrun Hamzah
(Mantan Ketua KAHMI Luwu Utara dan Penasehat KAHMI Sulsel)

TIBA-tiba pikiran saya menerawang dengan proses lahirnya dan kondisi HMI hari ini. Kita maklumi HMI yang diprakarsai oleh alm Prof Lafran Pane dkk yamg berdiri pada 5 Februari 1947.

Sejarah mencatat kelahiran HMI di kota perjuangan Jogyakarta saat itu nagara kita NKRI baru saja berusia dua tahun dan situasi negara masih dalam revolusi.

Kondisi yang belum stabil, kehadiran HMI tentunya memberi warna dan khasanah pergolakan bangsa dan pemikiran ke-Islamaan. Alm Lafran Pane menegaskan bahwa kehadiran HMI bertujuan mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan ajaran Islam.

Dalam perjalanannya HMI sebagai organisasi kader yang ditandai dengan pelaksanaan training-training secara rutin dan bekesinambungan di seluruh perguruan tinggi di tanah air.

Pelaksanaan training yang begitu massif telah melahirkan jutaan kader yang telah berbuat dengsn berbagai profesi dan melahirkan begitu banyak tokoh bangsa dan sumber kader insani bangsa.

Dari dulu hingga hari ini dan kedepan, salah satu modal HMI adalah yang sering kami sebut “reasoning power “. Ini ciri yang sejak dulu membuat HMI di perhitungkan dan disegani oleh gerakan kemahasiswaan yang ada di tanah air.

BACA JUGA :  Menpora Videocall Langsung Greysia/Apriyani di Lapangan Usai Menang, Ini Candanya

Begitu banyak peran yg telah dimainkan dan ditelorkan di bumi Indonesia, baik kepentingan keummatan dan kebangsaan. Era saat ini kita berada pada era global yang disebut dengan era 5.0.

Era ini t jika kita kaitkan dengan model pengkaderan tentunya perlu ada perubahan dengan tidak menghilangkan identitas ke-Islaman sebagaimana Tujuan HMI

Saya sangsi dengan model pergerakan HMI saat ini, sehingga kita semua bertanya masihkan kita perlukan HMI?

Selamat Milad ke76 HMI.

Makassar 4 Pebruari 2023

Komentar