HAMPIR seluruh warga Jakarta dan sekitarnya punya memory dengan Taman Impian Jaya Ancol.
Baik itu dengan Pasar Seni, Dunia Fantasi, Seaworld, dsbnya. Terutama kawasan pantai yang kini jauh lebih bersih dan tertata di Ancol Timur yang berubah wajah menjadi Symphony of the Sea.
Berbagai tempat di Ancol memberi memory pada banyak orang disaat kecil maupun setelah dewasa, tentu saja dengan berbagai kebahagiaan menyertainya.
Ancol adalah dunia yang menjaga cinta dan kehangatan keluarga.
Namun untuk saya setelah beberapa tahun mendapat Amanah menjadi Komisaris di PT Pembangunan Jaya Ancol, yang paling indah di Ancol itu adalah manusianya.
Ada banyak karyawan yang tak mengenal libur hari Sabtu atau Minggu selama bertahun-tahun, terutama mereka yang bekerja di jajaran operasional. Mereka juga tak mengenal kata mudik lebaran atau libur Natal di saat sebagian besar lainnya pulang kampung.
Kehidupan semacam itu berlangsung bertahun-tahun. Selalunya siap siaga agar dimasa – masa liburan dan Ancol dipenuhi pengunjung maka semua tenaga operasional selalu berada di lapangan untuk memberikan pelayanan terbaik.
Lalu kemudian pandemi melanda, Ancol ditutup berbulan-bulan. Kalaupun dibuka maka pengunjung dibatasi. Situasi amat sangat berat. Namun apa yang terjadi, seluruh karyawan tanpa terkecuali baik itu GM sampai dengan level terbawah turun bersama-sama menjadi tenaga bersih-bersih, menjadi pelayan resto, dsbnya. Efisiensi dilaksanakan di semua lini tapi PHK tak boleh terjadi.
Optimisme harus dijaga secara bersama agar mampu melewati ujian maha berat yang belum pernah terjadi sejak Ancol berdiri.
Setiap terjadi musibah baik kepada karyawan maupun kepada wilayah sekitar, korban bencana kebakaran, musibah banjir, dll, karyawan Ancol selalu dan selalunya berinisiatif untuk turun tangan membantu secara kolektif.
Termasuk bencana di berbagai daerah.
Sekali waktu ada proposal dari wilayah sekitar Pademangan, proposal itu berisi permintaan dua keranda jenazah dll untuk Masjid di sekitar lingkungan tersebut kepada PT Pembangunan Jaya Ancol.
Salah satu karyawan mengatakan: Tidak usah dari dana perusahaan cukup dari Kami para karyawan yang akan urunan membantu kebutuhan masyarakat di Pademangan. Dalam waktu hanya 3 hari kebutuhan tersebut terpenuhi.
Mereka (karyawan) yang tergabung di pengurus Masjid Baiturahman maupun Serikat Pekerja Ancol yang dipimpin Oleh Hery Priadi juga Rika Lestari sebagai Manager CSR, selalunya berkomunikasi dan berkontribusi kepada semua masyarakat di sekitar Ancol maupun di daerah lain bila terjadi bencana.
Ratusan karyawan di Ancol adalah manusia-manusia yang mengedapankan kemanusiaan. Selalu berada di garda terdepan bila terjadi musibah. Hingga murid – murid Sekolah Rakyat Ancol yang adalah anak – anak dari keluarga miskin absolut. Mereka punya ratusan ayah dan ibu yang selalu menjaga kelangsungan pendidikan mereka.
Keindahan itu terkadang tidak kasat mata tapi bisa terasakan lewat kebaikan dan itulah mereka para pekerja yang berada di Taman Impian Jaya Ancol.
Komentar