Oleh Sammy Hillaby
(Pimpinan Wilayah Pemuda Al-Irsyad DKI Jakarta)
MENYAMBUNG tulisan sebelumnya dari Ayu Nitimiharjo soal instruksi pen-delete-an nama Anies Baswedan dalam daftar undangan Pembukaan Munas KAHMI XI di Palu, 25 November 2022, hal yang sama ternyata juga terjadi pada Pembukaan Muktamar Al-Irsyad Al-Islamiyah di Puwokerto.
Kejadian tersebut persis dua hari sebelumnya, tepatnya 23 November 2022. Anies Baswedan sebenarnya telah lama diundang sebagai keynote speaker pada pembukaan Muktamar, tapi Anies ternyata batal menghadiri muktamar ini. Mengapa?
Ternyata ada intervensi dari aparatus pemerintah terhadap Al-Irsyad untuk membatalkan undangan terhadap Anies. Lain KAHMI, lain pula Al-Irsyad. Jika KAHMI tetap kekeuh pada pendirian, pengurus Al-Irsyad memilih untuk tunduk pada intervensi. Al-Irsyad takut dan memutuskan membatalkan undangan pada Anies Baswedan lalu menggantikannya dengan mengundang Ganjar Pranowo. Alasan pun dibuat: karena acara Muktamar berada Purwokerto, maka Gubernur Jawa Tengah yang lebih pas diundang menghadiri acara.
Terlihat bukan? Mana organisasi yang teguh pada pendirian dan mana organisasi yang loyo pada pendirian. Catatan diskusi di group-group whatsapp pengurus dan anggota Al-Irsyad kebanyakan menyatakan penyesalan atas pilihan kompromistis tersebut.
Tapi apa lacur, nasi telah menjadi bubur, Anies resmi ‘dilarang’ hadir pada acara Muktamar sebuah organisasi.
Ke depan, aparatus penguasa akan terus berusaha dengan segala cara menghentikan segala langkah Anies. Akankah organisasi2 lain yang kelak ditekan bisa teguh pendirian seperti KAHMI atau malah gentar seperti Al-Irsyad ?
Silahkan bersikap, sejarah akan mencatat !
Komentar