Oleh: Ludiro Prajoko
(Analis Politik dan Pemerhati Bangsa)
PARA buzzeRp boleh jadi memandang World Population Review (WPR) 2022 sebagai agen Kadrun. Lantaran melansir data nilai rata-rata IQ manusia sejagad sesuai kewarga negaraannya.
Rerata IQ manusia Indonesia 78,49.
Menempatkan Indonesia diurutan 130 dari 199 negara yang ditelisik tingkat kecerdasan penduduknya. Peringkat pertama Jepang (Skor 106,48) disusul Taiwan, Singapura, dengan skor beda tipis. Belanda dan Jerman diperingkat 10 dengan skor 100, 74. Skor Indonesia tentu saja (cukup) rendah.
Pada umumnya nilai rata-rata IQ manusia, 90 –an. Kurang dari itu secara kasar terbilang bodoh. Skor 78,49, secara ilmiah, berada pada borderline (ambang – batas fungsi intelektual). Ibarat perkakas, layak dibuang namun masih berguna.
Tak banyak guna membantah data WPR. Bangsa ini, senyatanya memang sedang tersedot dalam kubangan kebodohan. Amat kesulitan membedakan: benar-salah, jujur-curang, asli-palsu, membangun-merusak, ……. Akibatnya: disorientasi, malfungsi dalam pengelolaan kehidupan berbangsa-bernegara. Dapat dipaparkan dengan bantuan pertanyaan sederhana: macam mana hasil kerja KPK, MK, DPR, ……. selama ini?
Para pakar terkait berpendapat tingkat kecerdasan masyarakat (IQ) dipengaruhi banyak faktor: asupan gizi, juga genetika. Namun, mereka umumnya sepakat, sistem pendidikan menjadi faktor krusial. Menampak melalui kurikulum.
Selebihnya, state of mind, suasana ke-batin-an bangsa kiranya juga menjadi perkara penting. Laku hidup koruptif para pengemban amanat, hukum yang dijalankan seturut kepentingan penguasa, politik nir etik, ……. yang memroduksi ketidakadilan, keserakahan, fitnah, ….. jelas menghasilkan kebodohan sebagai milieu yang menyelimuti dinamika bangsa ini. Akibat yang amat terasa, kecerdasan berkuasa tak beranjak maju dibanding zaman Amangkurat I. Kecerdasan bangsa-IQ memang tak semata soal matematika.
Maka tak aneh bila lapisan masyarakat dungu (meminjam istilah Rocky Gerung): para buzzeRp dan derivatnya, eksis disegala lini kehidupan berbangsa-bernegara dewasa ini. Juga, 127 orang tewas lantaran kerusuhan yang dipicu bola dan hasrat harus menang, tak siap menerima kekalahan.
Tak hanya soal IQ, WPR 2022 juga merilis data 100 negara paling miskin di dunia. Diukur dari Gross National Income (GNI) – pendapatan nasional bruto per kapita berdasar data tahun 2020, Indonesia berada diurutan ke-73 (US$ 3.870 per kapita).
Pengukuran lain berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) dan Purchasing Power Parity (PPP), dilansir gfmag.com, menunjukkan Indonesia jauh lebih kaya dibanding Timor Leste. Negara yang sebelumnya diasuh Indonesia itu, menempati urutan ke-29. Indonesia urutan ke-91. Sudah tentu, Indonesia termasuk 100 negara termiskin di dunia.
Jokowi 7 tahun ngapain aja? Begitu anak kalimat judul dialog jurnalis senior Hersubeno Arief dengan Rocky Gerung di kanal Rocky Gerung Official. Pertanyaan aneh dari seorang ber-IQ tinggi. Jangan-jangan, memang tak ngapa-ngapain. Hanya memroduksi kebodohan, juga kemiskinan!
Komentar