N. Syamsuddin Ch Haesy: Jangan Abaikan Planetarium Jakarta

TILIK.ID — Jangan abaikan keberadaan Planetarium Jakarta yang berlokasi di Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM). Planetarium itu dibangun sejak tahun 1963 atas gagasan Bung Karno, diresmikan tahun 1968 dan melakukan pertunjukan perdana 1 Maret 1969.

Pernyataan tersebut dikemukakan N. Syamsuddin Ch. Haesy (populer disebut Bung Sem), anggota Akademi Jakarta, beberapa saat setelah berlangsung Dialog Pembukaan Publik PKJ TIM bersama Gubernur Anies Baswedan, Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Danton Sihombing, dan Direktur Utama JAKPRO Widi Amanasto, di Teater Wahyu Sihombing, Senin – 26/9/22.

Sebelumnya, sebagai penanggap dalam dialog tersebut, Bung Sem mengemukakan, keberadaan Planetarium Jakarta di tengah PKJ TIM, penting artinya.

“Planetarium tersebut menjadi faktor keunggulan dan nilai keunikan yang membedakan TIM sebagai Pusat Kesenian suatu Kota Global dibandingkan dengan pusat kesenian di negara lain,” ungkapnya.

Selain itu, katanya, keberadaan Planetarium Jakarta tersebut semakin menegaskan PKJ TIM sebagai suatu ruang yang mempertemukan entitas seni dan ilmu pengetahuan.

“Artinya, PKJ TIM akan menjadi penanda pusat unggulan seni dan budaya sekaligus, karena ekosistemnya menghimpun seni, sains, teknologi, astronomi, dan ekologi sekaligus,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Tak Ada Parade Militer di HUT ke-69 Kopassus

Dia juga mengemukakan, menyadari kompetensi JAKPRO dan Dinas Kebudayaan yang berkaitan langsung dengan pengelolaan PKJ TIM, untuk mengelola Planetarium Jakarta kini dan ke depan, perlu melibatkan Dinas Pendidikan.

Andra Matin – arsitek perancang pembangunan infrastruktur TIM yang baru mengemukakan, dalam rancangan gedung yang kini mengkoneksi planetarium tersebut dengan enam ruang latihan seni dan Kine Forum yang diberi nama Gedung Trisno Soemardjo dan teater Wahyu Sihombing, sudah disiapkan ruang untuk museum planetarium. Andra juga mengingatkan tentang pengelolaan dan perawatan ruang tersebut.

Menanggapi pandangan Bung Sem dan Andra, Direktur Utama JAKPRO menyatakan, dalam pengelolaan PKJ TIM secara keseluruhan, planetarium tak akan terabaikan. Bahkan, JAKPRO berusaha memperbaiki perangkat yang sudah tua dan tidak berfungsi, namun belum mungkin dilakukan pada proses revitalisasi ini, karena biayanya sangat besar.

Widi sependapat agar pengelolaan planetarium melibatkan Dinas Pendidikan, yang lebih relevan, dan sesuai dengan entitasnya.

Bung Sem mengatakan, dia juga sudah mengusulkan kepada Ketua DKJ, Danton Sihombing, selain nama Trisno Sumardjo, tetap dipasang penanda nama gedung ‘Planetarium Jakarta.’ (lms)

BACA JUGA :  Menjadi Pemilih Cerdas Berintegritas

Komentar