Masa Penantian Itu Akhirnya Datang Juga dari Anies Baswedan

Oleh: Tarmidzi Yusuf
(Pegiat Dakwah dan Sosial)

SEBULAN lagi masa jabatan Gubernur Anies Baswedan berakhir. Tepatnya 16 Oktober 2022, Anies Baswedan akan mengakhiri masa pengabdiannya sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta.

Anies Baswedan digadang-gadang oleh pendukung fanatiknya menjadi kandidat kuat Calon Presiden Indonesia untuk bertarung di Pemilihan Presiden tahun 2024 yang akan datang.

Masa penantian itu adalah pernyataan terbuka kesiapan Anies Baswedan sebagai calon presiden. Selama ini pendukung Anies Baswedan menanti dengan setia. Istilahnya Anies Baswedan setahun terakhir ini belum “adzan”. Penulis sering menyebutnya baru ‘adzan’ awal. Istilahnya La Ode Basir ‘adzan’ shubuh. Fokus menunaikan janji-janji politiknya saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 silam. Kini, janji-janji itu sudah tertunaikan dengan sempurna.

Menurut hasil survei Ide Cipta Research & Consulting (ICRC) merilis survei soal lima tahun kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dari survei itu, 73,6 persen responden merasa puas dengan kinerja Anies Baswedan-Ahmad Riza Patria.

Akhir jabatan yang baik. Meminjam istilahnya Anies Baswedan _’husnul khatimah’,_ akhir yang baik sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

BACA JUGA :  Tujuh Ketua Umum Parpol Serentak Hilang Akal

Masa yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang juga. Menjelang satu bulan purna tugas, Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir.

“Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden jika sebuah partai mengusung saya,” ujar Anies Baswedan kepada kantor berita Reuters dalam sebuah interview di Singapura beberapa hari yang lalu.

Melalui pernyataan itu, partai politik dan relawan Anies Baswedan seolah mendengar seruan ‘adzan’ seperti yang diistilahkan Anies Baswedan selama ini. Anies Baswedan siap mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di negeri yang berpenduduk lebih dari 273 juta jiwa.

Anies Baswedan akan mengulang kisah sukses Jokowi. Kemungkinan besar Anies Baswedan akan mengikuti jejak Jokowi menuju kursi kepresidenan. Gubernur DKI Jakarta sebagaimana Jokowi akan menjadi batu loncatan bagi Anies Baswedan menjadi calon terkuat presiden.

Mengingat prestasi, popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan menjadi modal dasar bagi Anies Baswedan untuk diusung oleh partai politik.

Pernyataan kesiapan Anies Baswedan secara terbuka ikut berkontestasi sebagai calon presiden membuka peluang tiga partai politik yang disebut-sebut akan mengusung Anies Baswedan untuk deklarasi lebih awal. Kabarnya, ujung tahun ini Anies Baswedan secara resmi akan dideklarasikan minimal oleh tiga partai politik.

BACA JUGA :  Energi Burhanuddin Bertambah untuk Memutus Dinasti di Bombana

Boleh jadi Anies Baswedan menjadi calon presiden pertama yang dideklarasikan oleh tiga partai. Tentu saja ini akan disambut gegap gempita oleh pendukung Anies Baswedan.

Banyak keuntungan politik yang bakal diperoleh oleh Anies Baswedan dan pendukungnya bila deklarasi dari partai politik dilakukan lebih awal pasca masa tugas Anies Baswedan berakhir sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Pertama, Partai politik dan relawan Anies Baswedan dapat bergerak lebih awal dalam meningkatkan elektabilitas saat calon presiden lainnya sibuk membangun koalisi.

Kedua, Kerja electoral partai koalisi dan relawan Anies Baswedan punya waktu setahun untuk merangkul semua kalangan dalam rangka memperkuat keterpilihan Anies Baswedan sebagai calon presiden sebelum secara resmi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) 11 Oktober 2023.

Ketiga, Anies Baswedan tetap akan punya panggung politik pasca tidak lagi menjabat Gubernur DKI Jakarta. Panggung rakyat yang disediakan oleh partai koalisi dan relawan Anies Baswedan yang telah tersebar di seluruh Indonesia.

Dengan berakhirnya masa penantian itu, seyogyanya pendukung setia Anies Baswedan yang telah bergerak setahun ini untuk meningkatkan kerja-kerja _electoral_ serta merapatkan barisan menuju kemenangan. Bersatu untuk menang.

BACA JUGA :  Anies: Lapangan Bertaraf Internasional Ingub Muara Angke Gratis Dipakai Warga

Bandung, 20 Shafar 1444/17 September 2022

Komentar