Refleksi 77 Tahun Merdeka: Anies Tak Sekadar Maju Pilpres, Tapi Bagaimana Memerintah dengan Baik


Oleh: Tarmidzi Yusuf
(Pegiat Dakwah dan Sosial)

BERKATA Yusuf:  ”Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”. [QS. Yusuf: 55]

Surat Yusuf ayat 55 menceritakan tentang pengelolaan pemerintahan yang baik membutuhkan orang pandai menjaga (cerdas, amanah, kejujuran dan komunikatif) dan berpengetahuan.

Menyerahkan urusan pemerintahan yang baik kepada orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan agar dapat menegakkan keadilan dan menghilangkan kezaliman serta memudahkannya dalam menyeru setiap warga negara untuk berbuat kebaikan dan bermanfaat bagi sesama.

Judul tulisan ini berasal dari seorang tokoh yang dikenal dekat dengan Anies Rasyid Baswedan. Dalam suatu kesempatan tokoh tersebut menyampaikan keinginannya agar Anies Baswedan tak sekadar maju dan menang pilpres melainkan bagaimana Anies Baswedan bisa memerintah dengan baik.

Pemimpin itu cermin rakyatnya. Bila pemimpinnya senang nonton film bokep tentu saja pemilihnya tidak jauh dari film bokep. Pemerintah sekaligus pengusaha juga amat berbahaya. Bisnis PCR ditengah rakyat dirundung duka. Nurani hilang. Nafsu korupsi membara.

Bila mengharapkan pemimpin yang baik sudah barang tentu pemilihnya orang-orang baik. Orang baik bersama orang baik. ”Kalian akan dipimpin oleh orang yang seperti kalian,” kata hikmah zaman dulu kala yang sering kita dengar.

BACA JUGA :  Selamat Jalan Pak Margiono

Pemerintahan yang baik adalah cermin rakyatnya yang baik. Berkumpulnya orang-orang baik yang dipilih oleh orang-orang baik untuk tujuan yang baik pula.

Saat pemerintahan yang baik ingin melepas kepemilikan saham bir, misalnya. Jika anggota legislatifnya orang baik dan cenderung baik, pasti akan mendukung pelepasan saham perusahaan bir tersebut.

”Bertakwalah kepada Allah di manapun anda berada. Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaullah dengan orang lain dengan akhlak yang baik”  [HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih].

Pemerintahan yang baik lahir dari proses demokrasi yang baik. Proses demokrasi yang baik amat jauh dari money politik, suap menyuap pemilih dengan uang atau barang berupa sembako, atau pemberian fasilitas tertentu kepada pemilih dengan syarat tertentu semisal harus memilih pemimpin yang memberi fasilitas tersebut. Sebut saja ada bakal calon presiden yang memberikan fasilitas Pertashop dan bagi-bagi sembako di kampung-kampung.

Ini merupakan praktik demokrasi curang dan culas. Praktik jual beli suara pemilih dengan iming-iming tertentu. Seperti relawan rupiah yang menggadaikan harga diri dan kehormatan untuk pemerintahan korup. Yakin bila terpilih akan memeras rakyat.

Allah  Azza wa Jalla melaknat bagi Pemberi Suap Dan Penerimanya:

BACA JUGA :  Kuliah Umum Ketua METI: Pandemi Mempercepat Disrupsi Ekonomi

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي

Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: Rasullullah  Shallallahu alaihi wasallam bersabda,  “Laknat Allâh kepada pemberi suap dan penerima suap.” [HR. Ahmad, no. 6984; Ibnu Majah, no. 2313. Hadits ini dinilai sebagai hadits shahih oleh syaikh al-Albani dan syaikh Syu’aib al-Arnauth]

Kalau target bisa maju dan menang Pilpres tentu semua calon presiden punya strategi masing-masing. Bagaimana caranya agar lolos presidential threshold 20 persen dan menang Pilpres dengan meraup suara lebih dari 50 persen.

UUD 1945 Pasal 6A ayat (3) berbunyi, “Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara disetiap provinsi yang tersebar dilebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.”

Orang baik yang memperoleh dukungan rakyat seperti disebut dalam Pasal 6A UUD 1945 mesti melaksanakan pemerintahan yang baik sebagai amanah dari rakyat yang telah memilihnya.

Pemerintahan yang baik telah Anies Rasyid Baswedan buktikan ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta. Hari ini pas 2 bulan lagi, Anies Baswedan genap 5 (lima) tahun memerintah dengan baik di Jakarta. Indikatornya adalah:

BACA JUGA :  NasDem Tak Tertarik Bicara Siapa Cawapres Anies, Lebih Pilih Bahas Kriteria

Pertama,  Gubernur Anies Baswedan setia pada Pancasila dan UUD 1945;

Kedua, Anies Baswedan telah melaksanakan dan memperjuangkan terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia seperti disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat khususnya di Propinsi DKI Jakarta selama 4 tahun 8 bulan terakhir;

Ketiga, Anies Baswedan juga terbukti menjunjung tinggi agama yang dianut warganya, kewajiban dan hak asasi manusia, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Keempat, Anies Baswedan seorang Gubernur DKI Jakarta yang cerdas, amanah, jujur dan komunikatif;

Kelima, Anies Baswedan dikenal sebagai Gubernur yang disiplin, konsisten dan konsekuen mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi;

Keenam, Anies Baswedan telah membuktikan kepada warga Jakarta dan seluruh rakyat Indonesia telah menjalankan pemerintahan bukan bagian dari oligarki dan boneka oligarki;

Ketujuh, Pemerintahan Anies Baswedan dikenal dengan pemerintahan partisipatif, kolaboratif, demokratis, transparan dan akuntabel.

Dari nama-nama yang beredar dalam bursa calon presiden tahun 2024, Anies Rasyid Baswedan telah membuktikan pemerintahan yang baik dan mampu memerintah dengan baik. Pemerintahan yang berorientasi untuk kepentingan seluruh rakyat Jakarta. Pemerintahan untuk semua, adil dan setara. Bahagia warganya, maju kotanya.

Merdeka!

Bandung, 18 Muharram 1444/16 Agustus 2022

Komentar