Oleh: Tarmidzi Yusuf
(Pegiat Dakwah dan Sosial)
SENIN siang (25/4) kita dapat kejutan. Jokowi bertemu Anies di Sirkuit Formula E Ancol. Suprise. Tampak wajah kedua tokoh ini sumringah. Dalam hari yang sama, terlihat dua kali Anies membagikan di instagramnya momen kebersamaan Jokowi-Anies yang kelihatan sangat akrab di Ancol.
Pertemuan Jokowi-Anies mendapat respon positif, baik oleh pendukung Jokowi maupun pendukung Anies. Pertemuan bersejarah tersebut setidaknya mengandung beberapa makna:
Pertama, Pertemuan Jokowi-Anies menepis persepsi publik yang terlanjur sudah terbentuk tentang keduanya berseteru.
Hubungan Jokowi dan Anies sedang baik-baik saja. Tidak ada perseteruan. Apalagi berkompetisi. Secara konstitusi tidak ada yang menyebabkan mereka berdua berkompetisi dalam politik. Hubungan atasan dan bawahan. Presiden dan Gubernur. Kalau kompetisi dalam menebar karya terbaik untuk bangsa sangat mungkin. Bahasa al-Qur’annya, ”Berlomba-lomba dalam kebaikan dan taqwa.”
Kedua, Mementahkan spekulasi berbagai pihak kalau Jokowi lebih cenderung ke salahsatu calon presiden. Jokowi ingin mengesankan ke publik soal calon presiden dalam posisi netral.
Sebelum bertemu Anies, masih di bulan Ramadhan ini juga, Jokowi juga bertemu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Sebulan ini Jokowi bertemu tiga calon kuat presiden pengganti Jokowi.
Ketiga, Anies Baswedan mendapat dukungan politis atas penyelenggaraan balapan mobil listrik Formula E pertama di Indonesia yang bakal digelar bulan Juni 2022 ini, tiga bulan jelang Anies purna tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Disebut dukungan politis karena PDIP dan PSI paling getol menyerang Anies dalam hal penyelenggaraan Formula E. Satu dari sekian mega proyek Gubernur Anies. Sampai hari ini pun, PDIP masih gencar menyuarakan hak interpelasi terhadap Gubernur Anies walaupun gagal karena tidak mendapat dukungan mayoritas fraksi yang ada di DPRD DKI Jakarta.
Keempat, kunjungan Jokowi ke Sirkuit Formula E dapat ditafsirkan sebagai pukulan telak bagi PDIP. Sindiran bagi PDIP, kado politik bagi Anies.
Seolah keduanya saling mendapatkan keuntungan politik dari pertemuan tersebut. Setidaknya Jokowi sedang mengirim pesan ke PDIP. ”Kami sedang berdua lho. Apalagi saya disopiri Anies”. Sinyal kemudi negara akan diberikan ke Anies?
Kelima, Tidak menutup kemungkinan ada pembicaraan politik di antara keduanya. Beberapa kali Jokowi dan Anies tampak berbicara serius. Mungkin Jokowi telah membaca kecenderungan politik rakyat terhadap Anies. Apalagi elektabilitas Anies trendnya naik terus. Dukungan rakyat pun terus mengalir untuk Anies.
Selebihnya, Wallahua’lam bish-shawab.
Garut, 25 Ramadhan 1443/26 April 2024
Komentar