KEBOHONGAN awal sudah hadir pada saat kampanye pilpres dengan laku pencitraan. Maka kebohongan akan terus berlanjut hingga menjelang akhir kekuasaan.
Kebohongan yang terus-menerus hanya membuat rakyat hidup tertekan dan dalam penindasan. Maka kebohongan telah menjadi kebiasaan dan terus dipaksakan, telanjang dan tanpa malu ingin memperpanjang masa jabatan.
Rezim sepertinya semakin lupa diri dan berpotensi membuat tragedi.
Apapun yang dilakukan telah menyebabkan kerusakan dan kehancuran negeri.
Selain korupsi dan kolusi, kebijakannya selalu tanpa nurani dan tak manusiawi.
Boneka dan para antek oligarki itu kian hari kian identik dengan kebohongan, cuek berekspresi bohong di sana dan bohong di sini.
Dimata penguasa hidup tak lebih dari sekedar harta dan jabatan. Kebijakan dan aturan sudah terlalu memaksakan dan kebablasan. Kehidupan rakyat tak ubahnya menjadi korban perkosaan.
Negara bangsa tak lagi memiliki budaya keberadaban, sistem politiknya hanya menghasilkan kebiadaban.
Kini kesengsaraan rakyat mencapai puncak tertinggi. Bukan hanya sekedar hobi melanggar janji, penyelenggara negara telah mewujud rezim tirani.
Sumber daya alam, demokrasi, konstitusi, dan bahkan kehidupan agama hanya menyisakan ironi.
Saatnya rakyat menentukan pilihan dan mengambil keputusan, pilih mempertahankan pemerintahan Jokowi atau mengutamakan keselamatan NKRI?.
Komentar