Menilai Suharto tanpa Dendam Kesumat


Oleh Ridwan Saidi
(Budayawan)

INI yang diajarkan M. Natsir kepada saya. Berpolitik jangan dengan dendam, Saidi, kata Natsir suatu hari tahun 1970-an kepadaku.

Apa dasar menyingkirkan Suharto dari peristiwa bersejarah Serangan Oemoem 1 Maret 1949 sembari masukkan nama Bung Karno dan Bung Hatta sebagai tokoh-tokoh peristiwa itu. Kronoligis kedua tokoh beyond the event.

Ringkasnya sejak 5 Februari 1949 Bung Karno sudah diasingkan ke Bangka. Gagasan Serangan Oemoem bermula 18 Februari 1949. Diasingkan artinya tak berkomunikasi, apalagi pakai telpon atau zoom webinar dengan Jogja.

Barangsiapa gemar bermimpi, mimpi yang lain saja, jangan soal Bung Karno gagas atau di-consult soal Serangan Oemoem.

Serangan umum adalah perang yang qua concept dan geestelijk berbeda dengan sikap tokoh-tokoh pemerintahan saat itu yang berhajat akan perundingan.

Saya berbicara lama dengan Mr Roem soal ini, pemerintahan sipil memang ingin berunding sebagai cara menyelamatkan proklamasi, Jenderal Sudirman memilih perang gerilya. Saya setuju dengan Pak Dirman.

Kita tidak pernah dijajah Kerajaan Belanda, kenapa mesti berunding dengan utusan-utusan Baginda Ratu Belanda.

BACA JUGA :  Selamat Ulang Tahun Pak Gubernur Tetaplah Menjadi Anies Baswedan yang Saya Kenal

1619-1707 tidak ada penjajahan atas negeri ini. Belanda di Onrust.

1707-1799 penjajahan VOC , kongsi dagang, bentukan City Of London, Dewan Luhur Yahudi yang bermarkas di London.

1800-1825 Nederlands Batav, Perancis, Daendels Gubernur Jenderal.

1825-1942 Penjajah Nederlands Indie bentukan City of London juga. Ini politieke vereeniging, entitas kekuatan politik dan militer.

8 Maret 1942 Nederlands Indie menyerah kepada Dai Nippon Taekoku.

Juni 1945 Dai Nippon Takeout tak halangi persiapan kemerdekaan malah menfasilitasi.

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bulan Novembernya secara geruijsloos, diam- diam, tentara Belanda masuk Surabaya ikut Inggris. Ini awal Belanda mencari legitimasi post pactum seolah-olah mereka yang menjajah Indonesia.

Maka sikap menolak berunding dengan Belanda dan memilih perlawanan bersenjata 100 persen dapat dibenarkan.

Hidup yang saya lalui di era Orde Baru secara politik ada pahitnya karena saya dirikan Masyumi Baru pada 5 November 1995 dan pimpin aliansi MARI pada April 1997. Tapi ini bukan alasan untuk menolak jasa Suharto menyelamatkan bangsa dan negara pada 1 Maret 1949 dan pimpin penumpasan Gestapu/PKI tahun 1965.

BACA JUGA :  AWAS GEJOLAK SOSIAL

Ia juga Presiden yang memasang landasan pembangunan econ. Sekarang econ rakyat babak belur. Kebeli tempe buat makan siang, rokok tak terbeli.

Suharto punya kekurangan, ia berkuasa kelama’an dengan dampak rupa-rupa.

Komentar