Harapan Baru dan Gairah Emak-emak


Oleh Ady Amar
(Kolomnis)

ANIES Baswedan memimpin DKI Jakarta dengan seabrek prestasi diukir. Berita kerja-kerjanya dirasakan tidak saja warga Jakarta, tapi setidaknya terlihat ke seantero negeri. Anies sosok dengan kepribadian kalem, santun dan tampan.

Sandiaga Salahuddin Uno, biasa dipanggil Sandi, terbilang pendulang suara signifikan buat Prabowo Subianto saat pilpres 2019 lalu. Itu tidak dipungkiri. Tampilannya yang cuite, meski usia terbilang tidak muda lagi, tapi mampu menghipnotis tidak saja remaja putri tapi emak-emak muda-tua pun kesengsem dibuatnya.

Acap tampil dengan balutan t-shirt warna biru muda terkadang juga tua, dan paduan celana casual warna coklat muda atau blue jeans, membuat tampilan Sandi modis dan enak dipandang mata. Sandi memang lelaki tampan.

Maka, di mana pun ia hadir mendatangi komunitas yang mengundangnya tampak emak-emak berteriak histeria memanggil-manggil namanya. Tidak ketinggalan berebut ingin foto selfie dengannya. Sandi memang menawan.

Tapi itu dulu. Kisah masa lalu, saat Sandi dibersamai emak-emak. Setelah Prabowo dan lalu diikuti Sandi bergabung pada kabinet Presiden Jokowi. Maka “perceraian” emak-emak dengan Sandi, itu pun berlangsung. Sulit bagi emak-emak bisa move on dengan “perselingkuhan” menyakitkan itu.

BACA JUGA :  Dihujani Banyak Protes, Instruksi Jokowi Bisa Memancing Ketegangan

Dalam politik, itu hal biasa. Meski juga tidak biasa. Tapi memang aneh. Kalah kontestasi pilpres, mestinya jadi oposisi. Ini malah berkoalisi dengan lawan politiknya, sembari meninggalkan massa pendukung yang tergagap-gagap.

Kekecewaan emak-emak sulit bisa dilukiskan. Emak-emak yang sepertinya baru melek politik, dan karenanya antusias berlebihan, seperti dihempaskan terpelanting jatuh. Kemarahan pun muncul dan bahkan mengundat saweran yang pernah disumbangkan pada Prabowo-Sandi.

Mengundat itu lebih pada makna simbolik, bagian dari penampakan rasa kecewa yang sangat. Saweran itu bisa jadi nilainya tidak seberapa, hanya recehan di mata Prabowo-Sandi, yang keduanya memang tajir melintir. Tapi tidak pada mereka yang punya uang cuma segitu-gitunya. Saweran itu lebih memaknai, bahwa mereka hadir total membersamai.

Jadi Harapan

Anies Baswedan memimpin DKI Jakarta dengan seabrek prestasi diukir. Berita kerja-kerjanya dirasakan tidak saja warga Jakarta, tapi setidaknya terlihat ke seantero negeri. Anies sosok dengan kepribadian kalem, santun dan tampan. Ketampanan yang sepertinya sebelas-dua belas dengan Sandi.

Tidak cuma itu, aura kepemimpinan Anies tampak jelas dari sikap-sikapnya. Anies punya kepribadian tegas pada prinsip. Bagi yang mengenalnya, Anies disebut humble, peramah selayaknya.

BACA JUGA :  Nikmat Tersembunyi dalam Puasa

Melihatnya, emak-emak seperti mendapatkan pengharapan baru. Maka lambaian dan ucapan selamat jalan pada move on pun bergema. Anies jadi harapan, lelaki yang akan menuntun negeri ini ke arah yang lebik baik. Agaknya perasaan itu yang ada di benak emak-emak. Bagai anak-anak menemukan mainan baru yang ingin dijaganya baik-baik.

Maka muncul kelompok emak-emak pengagum Anies Baswedan. Berharap Anies menjadi Presiden. Sebuah harapan yang tidak salah, jika melihat prestasi yang ditorehkan Anies membangun Jakarta. Manies, nama kelompok itu. Keren.

Manies inisial dari MakMak Anies. Artinya, emak-emak yang membersamai Anies Baswedan. Emak-emak sudah terjaga dari tidurnya dan bergerak, main dengan gas pol. Manies di beberapa daerah dideklarasikan. Sepertinya kaum emak tak mau kalah dengan gerak lelaki. Tabiat emak-emak memang ingin tampil selalu terdepan.

Anies muncul jadi idola baru, yang mampu membangkitkan kembali semangat emak-emak, yang sebelumnya layu bak bunga bakung, yang lama tak diguyur air. Anies jadi penyejuk dahaga. Menjadi harapan semua.

Semua menaruh harap, Anies mampu membawa pada kehidupan bernegara yang lebih baik. Semua bisa terwujud, setidaknya di tahun 2024, jika diikhtiarkan dengan sungguh-sungguh. Tidak ada yang tidak mungkin.

BACA JUGA :  Elektabilitas AMIN Urutan Kedua, Sahrin Hamid: Gerakan Rakyat Fokus Garap TPS

Komentar