Akankah PSI Mampu Merebut Suara PDIP?

Tony Rosyid
(Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

PDIP dan PSI adalah dua partai yang menjadi oposisi paling “ekstrem” di DKI. Ekstrem maksudnya, mereka tidak hanya menjalankan tugas control terhadap Gubernur DKI, tapi juga terkesan “menjegal dan menyerang” gubernur.

Hal yang sama berlaku kepada Presiden Jokowi. Ada sejumlah pihak yang tidak saja melakukan “kritik” kepada presiden, tapi juga “menyerang dan menebar hoax” tentang presiden. Maklum, ujian bagi para pemimpin.

Keduanya mesti bersabar, karena ini bagian dari konsekuensi seorang pejabat dan publik figur.

Down grade Anies bagi PDIP, ini berkaitan dengan politik 2024, terurama Pilpres. Bagi PDIP, bagaimana Anies mesti ditutup pintunya untuk memenangkan pertarungan di Pilpres 2024.

Beda dengan PDIP, PSI gak menganggap terlalu penting Pilpres 2024. PSI tidak punya kursi di DPR, dan tidak memiliki suara untuk mengusung capres.

Bagi PSI, bagaimana di 2024, partainya Giring Ganesha ini dapat kursi di DPR, dan berhasil melampaui ambang batas Parliamentary Treshold 4 persen.

BACA JUGA :  Tiga Kandidat Ketua MUI 2020-2025

Jika PDIP konsen pada Pilpres 2024, maka PSI hanya berupaya untuk menyelamatkan nasib masa depan partainya dengan menaikkan popularitas dan elektabilitas.

Menyerang Anies adalah bagian upaya untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas tersebut. Dengan rajin menyerang Anies, berharap PSI dapat simpati dari kelompok pemilih yang berada di luar pendukung Anies. Dan mereka umumnya adalah para pendukung PDIP.

Artinya, PSI sedang memainkan peran untuk menarik para konstituen PDIP ke partainya. Sebab, kedua partai ini memiliki ceruk yang sama.

Gak mungkin pendukung PPP, PKS, PAN, PKB dan Demokrat beralih ke PSI. Kecil kemungkinan konstituen Gerindra dan Golkar beralih ke PSI. Kalau ada, kecil sekali. Yang paling mungkin akan diambil oleh PSI adalah konstituennya PDIP.

Pada hakekatnya, kedua partai ini yaitu PDIP dan PSI berebut konstituen dengan beroposisi secara ekstrem terhadap Anies. Keduanya bersaing dan berebut suara di konstituen yang sama.

Ini adalah analisis. Hasil analisis ini hanya bisa divalidasi melalui survei. Lembaga-lembaga survei bisa memasukkan “kisi-kisi” ini ke dalam kuesioner surveinya. Selamat mensurvei.

BACA JUGA :  Jokowi vs Puan Maharani

Jakarta, 25 Desember 2021

Komentar