Siapa Bakal Mengusung Anies?

Ludiro Prajoko
(Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

ANIES: salah satu sosok yang diharapkan tampil memimpin Indonesia kedepan, melalui Pilpres 2024. Karena itu, Anies digadang. Sangat beralasan. Anies mengantongi modalitas besar. Bila dideret mencakup sekurang-kurangnya dan tidak terbatas pada modal:

Personal: Anies relatif masih muda, santun, wajahnya diberkahi aura kewibawaan, ……. Moral: sejauh ini clean dari skandal khas pejabat. Intelektual: cerdas, komunikatif, doktor lulusan Amerika, tentu fasih berbahasa Inggris. Sosial: sejauh ini cukup terbukti komit pada kepentingan rakyat, terbuka, kooperatif, serta jejaring sosial yang luas.

Anies juga memiliki modal khusus, historis: cucu AR. Baswedan, salah satu dari 60-an orang anggota BPUPK. Karenanya ‘mewarisi saham’ pendirian Republik ini (selain rekam jejak pribadi). Sewajarnya bila Anies menerima deviden. Pemegang saham memang seharusnya lebih berhak. Bila diabaikan beresiko besar. Premis itu, sekalipun tak ilmiah, juga tak meleset. Terbukti beberapa tahun terakhir dilhat dari kondisi-kehidupan bangsa yang layaknya ditimpa kutukan.

Juga modal faktual: gubernur DKI dengan capaian yang amat mengesankan. Prestasi yang tak mungkin dicapai tanpa komitmen, kepemimpinan, dan kecanggihan menejerial yang layak diacungi dua jempol.

BACA JUGA :  Selamat Datang Kembali Gubernur Indonesia

Tentu saja Anies bukan dewa. Pasti memiliki kekurangan manusiawi. Tak semua orang menyukainya, terlebih mereka yang memang digerakkan kedengkian. Bagi sejumlah pihak, Anies memang ancaman besar di panggung politik.

Dapat dimengerti bila fans Anies “tak menunggu adzan” mendeklarasikan Relawan ANIES (Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera). Geliat tak sabar pencapresan memang amat terasa sejak musim demam baliho, disusul deklarasi relawan (Sahabat Ganjar, …..), juga manuver Erlangga.

Selanjutnya, susul menyusul deklarasi pendukung Anies di sejumlah daerah: Satria (Tegal dan Purbalingga), Mileanis 24 (Sulawesi Barat), SIAP Indonesia, …… Tentu akan terus bermunculan deklarasi sejenis. Boleh jadi, kawan Anies di seputar Jabodetabek menyiapkan Front Nasional atau sejenis Seknas Anies For President 2024.

Persoalan pokok Anies: siapakah yang bakal mengusungnya? Pasti harus Parpol yang memenuhi PT 20 persen. Hanya PDI-P yang memenuhi ketentuan itu. Selebihnya harus koalisi, 2-3 atau lebih Parpol. Begitu rukun pencapresan. Parpol sebagai agen formal-konstitusional di permukaan, yang memonopoli mutlak hak pencalonan.

Anies tak memiliki Parpol dan tak terafiliasi secara kuat dengan Parpol tertentu. Memang, ketika bangsa ini masih gaduh dipicu (isu) kecurangan Pilpres 2019, bos Nasdem lantang menyatakan bakal mencalonkan Anies pada Pilpres 2024. Kabar kelanjutannya, tentu Anies yang tahu.

BACA JUGA :  Deklarasi Anies for President Menggema di Brebes, Dihadiri Tokoh Masyarakat

Kisah perjalanan Anies menjadi Gubernur memang mengesankan. Ada peran Wapres JK yang melobi Ketum Gerindra. Berbuah ke-lapangdada-an Prabowo-Gerindra sebagai motor pengusung Anies.

Diharapkan Parpol memiliki ke-lapangdada-an mengusung Anies pada Plipres 2024 nanti, dengan memerhatikan modalitas, efek suara (mengingat Pemilu serentak), elektabilitas Anies, …… . Serta meletakkan kehendak mengembalikan Indonesia pada kesejatiannya dan tekad memerbaiki aneka kerusakan yang terjadi, sebagai motif utama penentuan calon.

Tapi, politik bukan gadis belia desa. Tak pernah bersikap begitu lugu. Setiap Parpol pasti memiliki tendensi berkuasa, dan kader yang dianggap layak dipromosikan. PDI-P, Gerindra, juga Golkar memiliki kapasitas memunculkan kadernya sebagai Capres. Selebihnya, merasa memiliki posisi tawar signifikan membidik posisi Cawapres.

Di seberang Parpol, pasti ada banyak pelaku: kuasi parpol, ekstra parpol, supra parpol, ….. Tentu saling tarik-ulur kekuatan dalam proses penentuan bakal calon.

Keberadaan Polri tampaknya perlu dipertimbangkan secara cermat. Polri nyaris hadir dalam kehidupan politik sebagai lembaga, merujuk para petingginya yang memimpin sejumlah lembaga penting (KPK, BIN, ….). Seperti halnya TNI AD zaman Orba. Potensial menjadi kuasi parpol. Tak ada yang menjamin TNI kebal dari kerlingan fungsi ekstra parpol. Korporasi-oligarki-kuasa modal menggugus dalam supra parpol, yang terbukti sukses besar dalam dua putaran terakhir.

BACA JUGA :  Pemerintah Sepi, Polisi Bernyali

Semoga ada kekuatan meta parpol yang berpihak kepada Anies.

Komentar