TILIK.ID — Berita ada dua menteri terlibat bisnis PCR sudah menjadi konsumsi publik. Masifnya pemberitan dan pro kontra yang menyertainya membuat publik lebih banyak yang percaya.
Namun aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Sumatera Barat (Sumbar), Ramza Fatria, meminta masyarakat untuk tak perlu mempercayai isu pejabat berbisnis PCR saat ini.
Dalam keterangan tertulisnya, Senin, Ramza mengaku tidak percaya PCR dibisniskan. Kalau pun benar, kebenarannya belum bisa dibuktikan, sehingga hal itu hanya semacam asumsi.
Mahasiswa Pasca Sarjana di UIN Jakarta itu juga tidak percaya tudingan kalau Menteri BUMN Erick Thohir terlibat dalam bisnis test PCR itu.
“Soal PCR yang dibisniskan, saya rasa kok tidak benar ya. Kalaupun benar, kebenarannya belum bisa dibuktikan. Apalagi tudingan keterlibatan Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam bisnis PCR itu,” kata Ramza.
Dia pun mengingatkan publik untuk kembali melihat ke belakang. Sebab sejak awal, isu-isu atau hoax tentang Covid-19 sudah banyak.
“Mulai dari vaksin yang tidak halal, tidak aman, belum lagi Corona yang katanya hanya penyakit biasa, corona yang hanya diada-adakan. Sekarang alat PCR yang dibisniskan,” katanya.
Ketidakpercayaan Ramza itu berbanding terbalik dengan opini umum yang berkembang. Bahkan mayoritas alumni HMI yang nota bene senior Ramza telah mengungkapkan pandangannya di ruang publik.
Dr Chazali H Situmorang MSc misalnya dalam artikelnya mereview keterlibatan Luhut Binsar Pandjaitan di bisnis PCR meski yang bersangkutan mengaku “tidak ambil untung”.
Begitu juga dengan pengakuan juru bicara Menteri BUMN Arya Sinulingga, yang membantah keterlibatan Erick Thohir namun mengakui perusahaannya hanya sedikit mengadakan lab dan alat test PCR.
“Ada tapi sedikit,” tulis Chazali Situmorang dalam artikelnya, Senin.
Ramza menyatakan pemerintah sudah berupaya maksimal untuk menangani kasus Covid-19. Karena itu dia pun mengaku memberi apresiasi pada kerja pemerintah.
“Kalau dibilang mengapresiasi, ya saya mengapresiasi kinerja pemerintah. Termasuk di dalamnya Erick Thohir,” kata dia. (lns)
Komentar