TILIK.ID — Muktamar ke-34 Nahdlatul
Ulama (NU) akan digelar di Lampung akhir Desember 2021. Sejumlah nama sudah digadang-gadang untuk menjadi ketua umum. Yang menarik adalah Said Aqil Siradj (SAS) tidak keberatan jika dicalonkan lagi.
Keinginan Said Aqil untuk maju ketigakalinya menandakan suksesi kepemimpinan PB NU tidak sehat. Karena itu Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengharapkan adanya regenerasi posisi ketua umum.
“GP Ansor mendorong agar muktamar ke-34 nanti menghasilkan kepemimpinan baru,” kata Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Muhammad Haerul Amri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Haerul mengatakan GP Ansor menilai NU selama ini telah berhasil membangun tradisi kepemimpinan yang sangat baik. Kader-kader muda menggantikan yang senior secara berkelanjutan.
“Ini yang perlu diteruskan karena telah menjadi tradisi yang baik,” ujar Haerul.
Dikatakannya meski dalam anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) NU tak ada pembatasan masa jabatan. Namun, demi kaderisasi dan kebutuhan zaman, K.H. Said Aqil Siradjj sebaiknya memberikan ruang yang luas kepada kader di bawah.
Ia mencontohkan K.H. Hasyim Muzadi yang telah memimpin selama dua periode (1999—2010) tak bersedia dicalonkan lagi sebagai ketua umum di Muktamar Ke-32 NU di Makassar pada tahun 2010.
“Kiai Haji Hasyim menyatakan tak bersedia dicalonkan lagi antara lain karena memberi ruang kepada kader-kader muda untuk memimpin. Selain itu, beliau ingin menghargai sistem kaderisasi yang telah dibangun dengan baik di NU,” kata Haerul.
Bahwa K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)—ketua umum sebelum K.H. Hasyim Muzadi—menjabat hingga tiga periode, kata Haerul, tentu tidak bisa disamakan begitu saja.
“Situasi dan tantangan yang dihadapi NU kala itu berbeda dengan sekarang,” katanya.
Secara khusus, Ansor juga mengharapkan Ketua Umum PBNU nanti sosok muda, berjaringan luas, memiliki komitmen kuat memajukan NU dan responsif terhadap perubahan zaman.
“Pada usia hampir satu abad ini, cita-cita NU harus ditransformasikan ke level global dan NU memiliki sejumlah tokoh yang berkaliber internasional,” katanya.
Menjelang muktamar NU akhir Desember mendatang, ada beberapa nama yang disebut-sebut bakal mencalonkan diri, yakni K.H. Said Aqil Siroj yang akan maju sebagai ketua umum untuk kali ketiga, dan K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang sekarang menjabat Katib Aam PBNU dan kader muda Ahmad Bahauddin alias Gus Beha.
Said Aqil Siroj sendiri mengaku tidak keberatan dicalonkan lagi menjadi ketua umum PBNU untuk ketiga kalinya.
“Kalau diminta siap. Tidak ada batasan (AD/ART). Tidak ada masalah, Gus Dur juga tiga kali,” kata Kiai Said saat berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (7/10). (lms)
Komentar