TILIK.ID — Kritikus sekaligus pengamat kebijakan publik, Rocky Gerung, menyindir dengan mengatakan 76 tahun Indonesia merdeka kecuali enam tahun terakhir. Sindiran itu dikemukakan dalam podcastnya bersama Hersubeno Arief, Selasa (17/8/2021).
Podcast ditayangkan langsung saat di Istana Negara berlangsung detik-detik peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-76 Indonesia, Selasa (17/8/2021).
Sindiran itu merupakan selentingsn Rocky Gerung mengawali perbincangannya secara live yang mengusung tema perpanjangangan masa jabatan presiden dan pengunduran pelaksanaan Pemilu 2024 ke 2027.
Dalam wacana presiden tiga periode, Jokowi sudah menyatakan menolak karena tidak tegak lurus dengan konstitusi. Namun ketika DPR berencana mengubah konstutusi menjadi tiga periode, maka Jokowi pun sudah tegak lurus dengan konstutusi. Artinya tidak menolak.
“Tegak lurus dengan konstitusi itu artinya akal bulus dengan konstitusi. Sama saja tegak lurus dengan akal bulus,” kata Rocky dalam podcastnya dengan Hersubeno Arief.
Menurut Rocky, semua pemain utama politik saat ini ingin mendapat keuntungan dari pandemi Covid-19 ini. Karena itu pemilu atau masa jabatan diperpanjang seolah-olah covid sampai setelah 2027.
“Jadi bayangkan, kekuasaan itu berpikir mamanfaatkan kematian orang. Itu dengan kata lain akan disulap dengan statistik bahwa Indonesia belum lepas dari covid,” kata Rocky.
Atau, tambah Rocky, sengaja diperpanjang covidnya, virusnya diundang masuk supaya ada alasan diperpanjang untuk melanggar konstitusi.
“Kita menduga bahwa etika politik betul-betul hancur justru ketika kita merayakan kemerdekaan 76 tahun kita mengalami pembusukan moralitas politik setelah 76 tahun,” kata Rocky.
Ini semua, lanjut Rocky, bahayanya sebuah bangsa yang dikelola oleh ketidakmampuan berpikir dan ambisi kekuasaan yang berlebih.
Dikatakan Rocky, kalau kemarin di tengah pandemi pilkada dipaksakan, itu berarti menuju 2027 akan ada seseorang yang bakal punya menantu baru yang akan menjadi gubernur baru dipilih di 2027.
“Begitu kira-kira pikirannya, kan? Artinya ada permainan yang sangat curang dalam upaya untuk memanipulasi ketidakmampuan dalam kaderisasi. Kan ini semua karena tidak ada kader sehingga akan ditunggu sampai 2027 dengan alasan covid. Ngaco nya di situ,” ungkap Rocky.
Kalau PKB menyatakan mesjid aja ditutup apalagi TPS, menurur Rocky, ijab kabul sekarang itu bisa dilakukan secara online, apalagi TPS. Bikin aja pemilu secara online.
“Jadi memang mereka berupaya saja cari-cari alasan itu, padahal semua negara itu sudah bersiap siap memper pendek pandemi ini. Sementara Indonesia memperpanjang pandemi ini untuk kebutuhan akumulasi yang dipersiapkan,” katanya.
Menurutnya, kemampuan bangsa ini untuk membuat refleksi apa itu pemilu, apa itu demokrasi, itu batal demi persiapan kekuasaan yang makin lama makin arogan. Hal ini juga ada setting dari oligarki dengan pikiran kalau 2024 diadakan pemilu, kelompoknya akan kalah.
“Kalau kelompok oligarki kalah, maka banyak konsesi hutan, industri, dan segala macam bisnis akan batal. Jadi diperpanjang 2027 itu tentu ada kepentingan untuk menghalangi orang-orang baru dalam persaingan politik, menghalangi partai-partai baru untuk masuk dalam persaingan politik,” beber Rocky.
Menurut Rocky, tokoh-tokoh baru yang ingin memulihkan Indonesia akan disisihkan. Demikian juga partai-partai baru masuk dalam persaingan politik akan disisihkan, ditinggalkan, seolah-olah tidak ada kompetitor.
“Padahal, tokoh-tokoh baru, partai-partai baru diperlukan untuk memperbaharui iklim politik, walaupun kecil tetapi ada kesempatan untuk mengatakan kami baru dan kami tidak terkait dengan koops-koops yang lama,” katanya. (bms)
Komentar