TILIK.ID — Sebuah studi mengungkapkan, pengidap kanker stadium lanjut yang berolahraga jalan santai selama 30 menit sehari secara rutin, memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kurang berolahraga.
Bagaimana dengan penyakit kanker tulang? Apakah dengan olah raga rutin dapat menyembuhkan dan mecegah penyakit ini?
Menurut peneliti, pengidap kanker tulang dianjurkan berolahraga sebanyak 150 menit setiap minggunya. Olahraga yang dilakukan tak perlu berat, cukup latihan aerobik ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda.
Selain itu, studi yang dilakukan oleh peneliti dari Nottingham Trent di Inggris mengemukakan hal serupa, seperti dikutip dari laman Klik Dokter, Senin (26/7/2021).
Peneliti menemukan bahwa olahraga dapat memicu mekanisme biologis di dalam sel tulang. Mekanisme tersebut mampu membantu menghentikan penyebaran sel kanker di dalam tubuh.
Dr. Livia Santos, peneliti utama dan ahli biologis otot tulang dan rangka dari Universitas Nottingham Trent menyatakan hal serupa. Menurutnya respon biologis antara olahraga dan kanker tulang terjadi sangat signifikan.
Guru Besar Hematologi dari Universitas Würzburg di Jerman, Franziska Jundt, menjelaskan hal yang sama. Rangsangan fisik seperti berolahraga memiliki efek antitumor bagi penderita kanker.
“Efek antitumor ini dapat bekerja melawan kanker atau tumor yang sudah maupun belum menyebar di dalam tubuh,” demikian dikatakan Franziska.
Hasil studi yang dilakukan oleh Jundt menyatakan, rangsangan fisik dari olahraga bisa memperbaiki bentuk tulang dan mengganti sel tulang pada pasien yang mengalami Monoclonal Gammopathy.
Monoclonal Gammopathy terjadi ketika antibodi abnormal diproduksi oleh sel myeloma, tetapi tidak menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia.
Di dalam proses uji coba, peneliti meletakkan sel tulang ke dalam perangkat bioreaktor. Hal itu bertujuan meniru beban mekanis yang dialami sel manusia saat berolahraga.
Hasilnya, sel-sel tulang dapat terpacu untuk melawan kanker. Sel tulang juga mengaktifkan gen P53 untuk membantu menekan tumor.
Sel-sel tulang yang sebelumnya sudah mendapatkan rangsangan fisik akan melepaskan protein osifikasi yang dapat membantu proses pembentukan tulang. Menurut peneliti, proses ini turut dapat memelihara massa (kepadatan) tulang.
Kendati begitu, para peneliti masih harus melakukan studi lebih lanjut untuk mencari tahu jenis aktivitas fisik apa yang aman dan mampu mengaktifkan gen P53.
Dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dikutip Klik Dokter mengatakan, studi itu memang bisa mencegah penyebaran kanker ke tulang. Tetapi ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah menderita kanker sebelumnya dan tidak berlaku bagi orang yang sehat.
Menurut dr. Astrid, tidak ada cara atau proses yang terbukti bisa mencegah kanker tulang. Jadi, tetap dibutuhkan check up kesehatan rutin dan menerapkan pola hidup sehat guna mencegah terjadinya kanker tulang.
Biasanya, ada beberapa faktor yang memang bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker tulang, seperti:
1. Memiliki kelainan genetik yang disebut sindrom Li-Fraumeni.
2. Pernah menjalani terapi radiasi dosis besar.
3. Pernah mengalami hernia umbilikalis..
4. Memiliki riwayat penyakit paget atau penyakit yang membuat kondisi tulang menjadi lemah.
Jika memiliki beberapa faktor di atas, maka Anda harus waspada terhadap risiko kanker tulang.
Selain itu, kenali juga gejala kanker tulang, seperti bengkak pada tulang, tubuh mudah lelah, berkeringat di malam hari, sering mengalami nyeri sendi, dan tulang rapuh. (als)
Komentar