JPMorgan Mengambil Hikmah dari Gagalnya Proposal Liga Super Eropa

TILIK.id — Proposal Liga Super Eropa atau European Super League hanya berumur 50 jam setelah dibentuk pada Ahad lalu. Hanya berselang dua hari, 15 klub pendiri mengundurkan diri.

Ya klub-klub para pendiri Liga Super Eropa satu per satu meninggalkan rencana kompetisi senilai 4,5 miliar pound (Rp90 triliun) itu. JPMorgan sebagai pemodal pun tak habis pikir mengapa mendapatkan penolakan luas.

Seperti diketahui, Ide dasar liga ini mempertemukan 15 klub pendiri yang selamanya tak tergantikan dalam kompetisi ini dan lima lainnya yang bisa diambil dari klub-klub lain berdasarkan performa. Kompetisi 20 klub ini membuat mereka mencampakkan Liga Champions.

Bank investasi asal Amerika Serikat yang terlanjur sepakat mendanai Liga Super Eropa, JPMorgan, mengakui telah sangat salah menilai dampak proyek gagal itu.

“Kami benar-benar salah menilai bagaimana kesepakatan ini dipandang oleh komunitas luas sepak bola dan betapa hal ini berdampak kepada mereka pada masa mendatang. Kami akan menarik hikmah dari ini,” kata JPMorgan seperti dikutip dari AFP, Jumat.

BACA JUGA :  Juventus Masih Yakin dengan Proyek Liga Super Eropa

Untuk menggulirkan kompetisi itu, JPMorgan sudah sepakat menyalurkan dana 3,5 miliar euro (Rp61 triliun) yang dibagikan kepada 12 tim pertama yang menyepakati proposal liga itu, ditambah tiga klub lainnya yang diharapkan bergabung dengan mereka.

Tetapi dalam kurun 50 jam pekan ini, badan sepak bola Eropa UEFA, yang didukung penggemar sepak bola dan para politisi, berhasil memadamkan ‘pemberontakan’ 12 klub Liga Inggris, Spanyol dan Italia yang berusaha membentuk turnamen semi tertutup itu.

Sembilan klub, termasuk enam klub dari Inggris, seketika mundur, dan sekalipun Juventus, Barcelona daan Real Madrid yang presidennya Florentino Perez memimpin upaya pemisahan kompetisi itu masih menolak bertekuk lutut, proposal mereka dianggap sudah tidak lagi kredibel.

UEFA bertemu pekan ini untuk membalas ulah sejumlah klub pencetus Liga Super Eropa itu, bahkan akan membahas nasib sejumlah kota yang menjadi tuan rumah Piala Eropa tengah tahun ini. (lms)

Komentar