Kader HMI Paksa Masuk Kongres karena Ada Pihak Lain di Dalam Arena

TILIK.id, Surabaya — Tercatat 1000 lebih kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari Sulawesi hadir di Surabaya sejak Sabtu pekan lalu. Kader-kader HMI ini dianggap penggembira dan bukan peserta resmi Kongres XXXI Surabaya.

Ribuan kader hijau hitam ini saat tiba di Surabaya difasilitasi Pemprov, TNI, Polri dan organisasi kedaerahan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Mereka di tempatkan di sejumlah mes.

Mereka datang untuk mengikuti kongres. Ketika mereka hendak masuk arena Kongres XXXI Surabaya yang dibagi dua tempat karena Pandemi, yakni di Islamic Center dan Asrama Haji Sukalilo.

Karena tidak terdaftar, mereka praktis dilarang masuk arena kongres. Lantaran itu, ratusan kader memaksa masuk gedung Islamic Center, pada Ahad malam sampai Senin dinihari tadi. Mereka dihalau aparat keamanan yang ikut membantu pengamanan kongres.

Dalam upayanya memasuki gedung Islamic Center, mereka mencoba mendobrak gerbang, namun dihalau personel kepolisian yang berjaga. Mereka mengancam akan menduduki gedung jika tidak diizinkan masuk.

“Kami punya hak mengikuti kongres ini. Kami akan duduki gedung Islamic Center ini, jika tak boleh masuk,” kata orator.

BACA JUGA :  Shoim Akan Optimalkan Badan-Badan Khusus Jika Terpilih Ketua Umum PB HMI

Risky dari HMI Cabang Palopo mengaku datang untuk menghadiri kongres, dia berhak sebagai kader HMI untuk mengikuti jalannya kongres. Risky keberatan ditolak masuk karena banyak non HMI yang ada di dalam gedung kongres.

“Banyak pihak eksternal seperti aparat kepolisian yang ada di dalam. Padahal harusnya hanya panitia dan prserta dan keder HMI yang boleh masuk,” kata dia

Dia memaklumi alasan larangan masuk kongres karena protokol kesehatan. Namun menurut Risky, seluruh kader HMI yang memaksa masuk ini telah menjalani pemeriksaan swab antigen, sejak keberangkatan mereka dari Sulawesi.

“Kami sudah swab waktu berangkat, sudah diskrining [kesehatan,” kata dia.

Ketua Umum Badko HMI Jawa Timur, Yogi Pratama mengatakan teman-teman yang memaksa memasuki arena kongres itu bukanlah utusan resmi.

“Yang bisa masuk itu peserta utusan resmi perwakilan dari masing-masing cabang. Kalau misalnya tidak bisa masuk ke forum berarti itu bukan utusan resmi,” kata Yogi.

Hal itu, kata Yogi, sudah menjadi ketentuan dan keputusan oleh panitia nasional. Yang diperkenankan masuk hanyalah peserta utusan atau delegasi.

BACA JUGA :  Raihan Klaim Didukung Banyak Cabang jadi Ketua Umum PB HMI

“Itu sudah menjadi ketentuan dan keputusan oleh panitia nasional. Kalau tidak bisa masuk berarti bukan anggota resmi,” pungkas dia. (mbm)

Komentar