Tokoh HMI Berpulang, Sumbangsih Terakhir Cetak dan Perbanyak NDP

TILIK.id, Jakarta — Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berduka. Salah satu tokoh seniornya, Prof Dr Ir H Beddu Amang, tutup usia di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta, Sabtu (9/1/2021) pukuk 17:00 WIB. Beddu Amang wafat dalam usia 85 tahun.

Kabar meninggalnya mantan Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta 1962 dan mantan Pembantu Umum PB HMI era Sulatomo (alm) itu disampaikan keluarga kepada sejumlah alumni HMI.

“Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun..
Telah berpulang ke Rahmatullah bapak/ Opa kami tercinta, karena sakit:
Prof.DR.Ir.H.Beddu Amang, MA
di RS Pondok Indah Jakarta, Pukul 17.00 WIB. Mohon dibukakan pintu maaf sebesar-sebesarnya dan keihklasan doa untuk Ayahanda kami tercinta.
Wassalam, Keluarga Alm.Bpk.H.Beddu Amang,” demikian informasi yang diposting mantan Ketua Umum PB HMI Ferry Mursyidan Baldan Sabtu pukul 17:15 WIB.

Beddu Amang semula dirawat di ICU Rumah Sakit Primer Bintaro, Jakarta pada 12 Juni 2020. Kemudian rawat jalan hingga pada 1 Desember 2020 masuk ruang di ICU RS Pondok Indah Jakarta. Kemudian sempat rawat jalan dan kembali masuk RS Pondok Indah hingga tutup usia pada Sabtu 9 Januari 2021.

BACA JUGA :  Geisz dan Bambang Soesatyo Bahas Formula E, Dua Sahabat Terkenang Mapusy

Beddu lebih dikenal sebagai tokoh senior HMI. Almarhum masuk HMI pada 1957 di Jogjakarta dan menjadi saksi hidup bagaimana kiprah HMI di zamannya.

“Saya masuk HMI di Jogjakarta pada 1957. Di masa saya, hampir semua perguruan tinggi di Jogja ada komisariat HMI nya. Karena Jogja adalah kota kelahiran HMI,” kata pria Bugis kelahiran Kalosi Sulawesi Selatan 7 Agustus 1939 ini.

Beddu Amang dalam sidang kasus Bulog.

Dalam suatu kesempatan, Beddu bercerita tentang kiprahnya di Jogja. Selama aktif di HMI, Beddu Amang terus mengembangkan organisasinya itu. Beddu pun sampai harus banyak keluar kota. Itu terutama ketika di mana Ketua Umum PB HMI yang dijabat Soelastomo bertugas di Aceh dan Papua sebagai dokter yang ditugaskan oleh negara. Saat itu jabatan Soelastomo dijalankan oleh Aminoto.

Beddu yang masih kuliah di Jogja ditunjuk menjadi pengurus besar HMI di Jakarta sebagai pembantu umum. Di saat itula Beddu banyak meninggalkan Jogja di saat masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultan Pertanian UGM.

“Sampai saya hampir kena drop out,” ujar mantan Katua Umum HMI Cabang Jogjakarta ini pada suatu kesempatan.

BACA JUGA :  Istri Moeldoko Tutup Usia

Beddu meraih sarjana di Fakultas Pertanian (UGM), S2 dan S3 dalam bidang Pembangunan Ekonomi dari di Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam, bersama istri dan tiga anaknya ia hidup selama delapan tahun.

Buku Beddu Amang sebagai tokoh HMI dan pemikirannya.

Beddu sempat menjadi anggota MPR-RI, Ketua Umum PP PERHEPI (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia). Selain itu ia pernah menjabat sebagai Presiden ASAE (Asian Society of Agricultural Economist) periode 1996-1999, Ketua Umum Koperasi Pelra, Penasehat ICMI Pusat, dan banyak lagi.

Jabatan prestisius di birokrasi adalah sebagai Menteri Negara Urusan Pangan merangkap sebagai Kepala Badan Usaha Logistik (Kabulog) di era Orde Baru.

Di ujung nasib Orde Baru, Beddu konsisten bersama Presiden Soeharto. Namun saat Habibie menggantikan Pak Harto, Beddu disingkirkan dan di awal reformasi Beddu adalah orang Orde Baru yang dipenjara karena tuduhan korupsi yang tak dilakukannya.

Meski demikian, Beddu Amang menjalani hidupnya dengan banyak membantu lembaga-lembaga non pemerintah, ternasuk menyuntim dana untuk Koran Republika. Rumahnya di Sulsel pun disumbanhkan menjadi Posko Covid-19 di sana.

BACA JUGA :  Legenda Bulutangkis Putri Indonesia Verawaty Fajrin Tutup Usia

Dalam relasinya dengan HMI, Beddu sekitar dua bulan lalu berniat mencetak dan memperbanyak buku Nilai Dasar Perjuangan HMI. Dia menganggap orientasi dan nilai kejuangan dan identitas kader HMI sudah melenceng.

Karena itu, Beddu meminta Djabir Mawardi untuk memperbanyak buku Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI. NDP adalah sebuah blue print HMI hasil rumusan mendiang Nurcholish Madjid. Sebelumnya NDP diterbitkan dengan nama Nilai Identitas Kader (NIK).

Buku tersebut tengah dalam proses pencetakan untuk segera diperbanyak. Harapan Beddu bagaimana nilai-nilai perjuangan HMI itu kembali bersemayam pada segenap kader HMI. Inilah sumbangsih terakhir Beddu Amang sebelum tutup usia.

Menurut kabar terakhir dari pihak keluarga, jenazah Beddu Amang akan langsung di kebumikan di pemakaman Sandiago Hills pada malam hari ini juga. (lms)

Komentar