Front Persatuan Islam Perubahan Cerdik

By: M Rizal Fadillah
(Pemerhati Politik dan Keagamaan)

SEMBOYAN Divisi Siliwangi yang terkenal adalah “Esa hilang Dua terbilang” artinya jika satu prajurit gugur maka akan datang kelipatan prajurit berjuang. Peribahasa juga mengenal “Hilang satu tumbuh Seribu” dalam agama ada pula “Satu orang Syahid muncul banyak Mujahid”.

Front Pembela Islam “Syahid” setelah dianiaya habis oleh kezaliman. Kader dibunuh dengan kejam, pemimpinnya dipenjara, aset hendak disita, akhirnya FPI pun dibubarkan dan dilarang oleh penguasa.

Unjuk kekuatan “memalukan” saat pembacaan SKB pembubaran. Ada Panglima TNI, ada Kapolri, ada Jaksa Agung, ada Kepala BNPT di samping ada Menteri-Menteri. Drama seperti negara gawat.

Pasca pembubaran Pak Guru Besar intelijen AM Hendropriyono mencak-mencak mengancam kepada pelindung FPI yang entah akan diapakan. Wanti-wantinya “tunggu giliran”. Tak jelas targetnya siapa. Kok, pa Hendro yang muncul, apakah ini operasi intelijen? Di belahan sana ada kelompok separatis tertawa terbahak-bahak, Papua Merdeka.

FPI santai saja tidak seserius para pembesar negeri yang berada di depan kamera dengan gagah. Meski Markas Besar Petamburan diserang pasukan dan “diobrak-abrik” namun dengan nyaman dideklarasikan pembentukan Front Persatuan Islam. FPI baru dinyatakan berdiri. Mengingat hak berserikat dan berkumpul itu dilindungi Konstitusi maka pak Mahfud yang memimpin pembubaran dan pelarangan menjadi pusing sendiri.

BACA JUGA :  Antara George Floyd dan Said Didu

Akhirnya pak Menko pun menyambut berdirinya FPI ini dengan membolehkan dan membenarkan meskipun mungkin dengan “garuk-garuk kepala”.

Pembubaran dan pelarangan “dahsyat” kemarin ternyata tak ada apa-apanya. Selamat datang Front Persatuan Islam (FPI). Tewasnya 6 syuhada tetap harus diusut karena mereka adalah martir perubahan.

Front Persatuan Islam dapat menjadi lebih besar dari Front Pembela Islam. Ini analog dengan bahasa pak Mahfud “pelanggaran HAM itu berbeda dengan pelanggaran HAM” nah kini juga sama “FPI itu berbeda dengan FPI”. Bedanya FPI akan lebih mendapat dukungan umat, masyarakat, dan rakyat.

Front Persatuan Islam mungkin terdiri dua komponen support. Pertama seluruh anggota Front Pembela Islam yang otomatis akan menjadi anggota Front Persatuan Islam. Kedua, simpatisan atau umat Islam yang menyatukan diri dengan Front Persatuan Islam. FPI bisa saja tidak sekadar ganti nama tetapi juga struktur dan platform. Logo pun dipastikan berubah.

Selamat datang era baru perjuangan Islam, selamat datang penguatan kekuatan untuk melawan kezaliman. Saatnya bersatu untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Matahari selalu menyinari jalan menuju kemenangan.

BACA JUGA :  Hari-Hari Terakhir Rezim Joko Sambo?

Esa hilang dua terbilang. Hilang satu tumbuh seribu. Satu orang Syahid muncul banyak Mujahid.

Walladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa, wa innallaha lama’al muhsiniin” (QS Al Ankabut 69).

Bandung, 2 Januari 2021

Komentar