TILIK.id, Jakarta – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI HM Jusuf Kalla (JK) adalah tokoh Indonesia yang paling sering ke luar negeri. Yang dikunjungi pun kebanyakan ke negara-negar muslim. Secara spesifik, yaitu ke negara-negara muslim yang masih atau sudah tidak berkonflik lagi. Kenapa?
JK beralasan, seringnya bepergian ke negara muslim yang masih atau tidak berkonflik lagi lantaran ingin melaksanakan amanat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
“Tentu banyak menanyakan mengapa saya harus ke Afghanistan dan mungkin minggu depan ke tempat lain lagi untuk menyelesaikan masalah-masalah negara sahabat kita, dan saya hanya ingin melaksanakan UUD 45,“ kata JK dalam sebuah Webinar Ahad.
JK kemudian mengutip kebijakan politik LN Indonesia sebagaimana dalam UUD 45. Indonesia turut serta dalam ketertiban dunia dan penjaga kedamaian sejati.
“Kalau kita tidak merasakan itu kita tidak melaksanakan UUD 45 ,” ujar JK dalam webinar bertajuk ‘Masalah Strategis Kebangsaan dan Solusinya’ itu.
Dikatakan, JK mengungkapkan bahwa negara-negara muslim ataupun negara-negara sahabat sangat percaya dengan Indonesia dan berharap Indonesia dapat lebih baik daripada negara-negara mereka.
“Pengalaman-pengalaman sebelumnya teman-teman di negara itu sangat percaya kepada Indonesia dan karena saya sendiri pergi sebagai pribadi, bukan mewakili pemerintah apa-apa, saya melihat harapan banyak negara-negara itu kepada Indonesia sebagai negara Islam terbesar,” jelasnya.
Negara-negara tersebut, kata JK, sangat berharap Indonesia berbuat lebih baik. Bahkan, Indonesia diharapkan bisa membantu menyelesaikan masalah negara mereka. Sehingga, masalah keamanan mereka banyak mengharapkan peran Indonesia.
“Ini suatu kewajiban kita, jadi banyak orang mengatakan kenapa di luar negeri? Untuk melaksanakan UUD 45, juga tentu hal-hal lainhya untuk stabilitas negeri ini,” beber Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.
Untuk diketahui, JK dan beberapa mantan menteri di eranya seperti Ferry Mursyidan Baldan, Hamid Awaluddin, dll, hari ini ke Aceh. Selain dalam rangkaian peringatan tsunami Aceh, juga terkait realisasi perdamaian Aceh. (lmb)
Komentar