Beredar Tarif Pemeriksaan Covid-19, RS Unair Jadi Sorotan Netizen

TILIK.id, Jakarta — Rumah Sakit Airlanggga (Unair) Surabaya jadi sorotan. Sebuah pengumuman dikeluarkan dengan mencantumkan tarif pemeriksaan Covid-19 mengundang cibiran.

Pengumuman yang diteken pada 18 Maret itu berisi daftar tarif pemeriksaan dan laboratirium untuk Covid-19 dengan urutan paket, yaitu Paket Lengkap, Paket A, B, C, dan D.

Dalam unggahan di Instagram, RS Unair memasang tarif yang wah. Seperti Paket Lengkap mencantumkan tarif Rp 2.775.600. Paket ini terdiri dari pendaftaran, konsultasi dokter specialis, Swab PCR Covid-19, DL, dan X-ray.

Di bawahnya ada Paket A dengan harga Rp 2.644.800. Paket pemeriksaan ini terdiri dari pendaftaran, konsultasi dokter specialis, Swab PCR Covid-19, dan X-ray.

Paket B dibandrol dengan tarif Rp 2.412.000 terdiri dari pendaftaran, konsultasi dokter specialis, dan Swab PCR Covid-19.

Paket C dengan harga Rp 903.600 terdiri dari pendaftaran, konsultasi dokter specialis, DL, dan X-Ray alias tanpa Swab PCR Covid-19.

Paket D dengan harga Rp 540.000 hanya terdiri dari pendaftaran saja dan konsultasi dokter spesialis, alias tanpa DL, dan X-Ray apalagi Swab PCR Covid-19.

BACA JUGA :  Jokowi Resmikan Ikon Baru Kota Kendari

Pengumuman RS Unair itu mengundang sorotan warganet. Akun instagram @do_ra_dong menulis “Pemeriksaan Covid-19 di rumah sakit Unair, sebagai info siapkan uang cukup.”

Sedangkan akun @melawan_kebohongan mencibir dengan menulis: “Inilah kenapa anda beresiko MATI lebih cepat. Mau periksa aja bayar. Negara miskin gak punya uang karna dikorupsi. Jiwasraya, Asabri dll. Semua duit lu lu pada dikorup.”

Akun ini juga berikutnya memposting foto layar berita online dengan judul “Hanya di Indonesia Cek Corona di Tenda RS Ditagih Rp 700 Ribu.”

Berita itu mengutip pernyataan mantan Ketua DPR RI Marzuki Ali, di mana dalam perrnyataannya mengaku tidak bikin hoax tapi silakan datang sendiri ke RS Jatinegara.

Terkait pengumuman RS Unair itu, sampai sejauh ini belum memberi keterangan atau pun klarifikasi. Netizen pun minta pemerintah mengambil tindakan. (lms)

Komentar